Selasa, 26 Januari 2016

laporan tune up bensin

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Uraian Umum Tune-Up Motor Bensin
Tune Up adalah pekerjaan servis ringan mesin yang bertujuan untuk mendapatkan performa mesin yang maximal, dan juga menjaga agar mesin tetap dalam kondisi yang baik dan prima. Karena mesin dioperasikan secara terus menerus, maka akan memungkinkan terjadinya penurunan peforma mesin.
Oleh karena itu agar motor tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum, maka perlu dilakukan tune up motor secara periodik. Pekerjaan tune up harus dilakukan sesuai prosedur dari pabrik  pembuatnya, baik urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran penyetelannya dan lain – lain. Ini dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan supaya hasilnya  sesuai standart yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Sebelum kegiatan tune up dilakukan, lebih baiknya kita memanaskan mesin (menghidupkan mesin) terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keadaan dari mesin itu sendiri, identifikasi dilakukan misalnya putaran idle terlalu besar ataupun terlalu kecil, mesin pincang, mbrebet, adanya suara yang tidak normal pada mesin dan lain sebagainya.
  
Jadi Secara umum pengertian tune up adalah suatu pekerjaan atau kegiatan khusunya pada engine/mesin yang bertujuan agar performa mesin/engine tersebut lebih maksimal atau optimal, dan pekerjaannya dapat berupa pemeriksaan, pengukuran dan pencocokan dengan standar pabrik, penyetelan, perbaikan, perawatan dan atau penggantian komponen jika diperlukan.


1.    Macam-macam tune up motor bensin dan perbedaannya
tune up motor bensin di bagi jadi dua jenias yaitu:
Tune Up Engine Konvensional
Pada umumnya pekerjaan tune-up adalah proses teratur pemeriksaan, diagnosis, pengujian, dan penyesuaian yang diperlukan secara berkala untuk menjaga performa mesin  atau mengembalikan mesin untuk efisiensi operasi standar.
Salah satu pekerjaan tune up adalah untuk engine konvensional. Jenis engine ini merupakan sistem kerja komponen-komponen masih menggunakan proses manual/analog/mekanik belum menggunakan kontrol pengendali elektronik. Sistem pada engine konvensional, sistem kerjanya relatif sederhana dibandingkan dengan engine EFI. Pekerjaan Tune Up untuk jenis engine konvensional meliputi beberapa hal sebagai berikut: pemeriksaan dwell angle, timming ignition, penyetelan putaran idle, celah katup, celah platina, filter udara, filter bahan bakar, busi dan kabel busi, pelumas/oli, air pendingin, air dan tegangan accu/baterai, kemudian dilanjutkan dengan finally check. Jika dalam pengecekan ditemukan kondisi abnormal dapat dilakukan pengecekan lebih lanjut.

 Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection)
Engine EFI (Electronic Fuel Injection) merupakan jenis engine yang sudah dilengkapi dengan sistem kontrol elektronik, sehingga membutuhkan pemeliharaan khusus dengan menggunakan alat yang disebut engine scanner. Engine scanner merupakan alat bantu untuk memeriksa/memonitor secara simultan proses kerja dari sensor,ECU dan actuator. Berikut ini akan dipaparkan pekerjaan yang dilakukan untuk Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection): Scanning systems (read and erase error code, actuation test, reset adaptation, adjusting co, recording data stream, graphic dat), pemeriksaan Filter Udara, pemeriksaan busi (spark plug), pemeriksaan kuantitas dan kualitas pelumas, pemeriksaan saringan bahan bakar, pemeriksaan kuantitas air pendingin, pemeriksaan accu/baterai, test drive.
2.      Perbedaan mesin bensin konvensional dan EFI
  Pengertian EFI (Electronic Fuel Injection)
Efi adalah sisitem injeksi yang menggunakan elektronis atau sisitem injeksi elektronis. Sistem ini langkah maju dari sistem karburator yang menggunakan sistem injeksi mekanis.
Menurut Firstiawan, bahwa “eletronic Fuel Injection (EFI) adalah teknologi pengontrolan penginjeksian bahan bakar yang berkembang saat ini pada mesin bensin menggantikan karburator”.
Menurut ifan Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap saluran masuk (intake manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan Engine Management. Penggunaan sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu contohnya adalah pada salah satu tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra X 125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah terprogram. Secara umum, penggantian sistem bahan bakar konvensional ke sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin (power) yang lebih baik, akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar yang ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun (emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak digunakan, serta tidak terpengaruh pada temperatur di lingkungannya.
Menurut Edie, Sistem Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh Toyota sejak tahun 1971, tahap-tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada tahun 1981 pertama kali diterapkan pada mesin Toyota Crown. Sebelum itu beberapa mobil Eropa memang sudah menggunakan cara injeksi bahan bakar. Namun cara yang digunakan berbeda dengan yang sekarang sangat populer dengan istilah EFI. EFI yang dikendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit) - sangat membutuhkan campur tangan sistem elektronik. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa, di saat kaki pengemudi menekan pedal gas maka sensor air flow meter, akan mengirimkan sinyal ke EFI-ECU. Setelah data tersebut diolah, ECU memerintahkan agar injektor mengirimkan sejumlah bahan bakar sesuai banyaknya udara yang dikirim lewat air flow meter. Air flow meter adalah sebuah peralatan yang terletak pada tempat dimana dipasangkan "karburator" pada mobil yang menggunakan karburator.
4.    Kelebihan dan kekurangan pada sepeda motor Injeksi bahan bakar (EFI)
Kelebihan EFI
·       Konsumsi bahan bakar lebih hemat(irit), karena takaran bahan bakar yang diproduksi EFI sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan yang ideal bagi mesin pada semua kondisi.Efisiensi bahan bakar = Irit
·       Mesin lebih bertenaga dan memiliki akselerasi yang responsif, sehingga selalu dalam kinerja yang optimal.
 Pada motor dengan sistem EFI dilengkapi dengan fault code indicator.Jika ada masalah/kerusakan pada sistem EFI, lampu peringatan akan menyala sehingga segera diketahui untuk diperbaiki.
·       Emisi gas buang yang lebih rendah,sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.
·       Kinerja motor tetap stabil tanpa banyak terpengaruh oleh panas dinginnya suhu mesin dan keadaan cuaca.
Kekurangan EFI
·       Perawatan sistem EFI jauh lebih rumit dari pada sistem baha bakar konvensional karburator. Untuk itu EFI membutuhkan perawatan yang lebih teliti yang dilakukan hanya oleh tenaga mekanik yang berpengalaman. Oleh karena itu,  biaya perawatan yang harus dikeluarkan relatif lebih tinggi.
·       Rentan terjadi gangguan terutama oleh air, karena seluruh sistem EFI diatur oleh mesin elektronik. Seperti yang kita ketahui, perangkat elektronik lebih rentan/sensitif jika terkena air. Pastinya sistem EFI kalah awet dengan karburator, karena karburator tidak  bekerja dengan sistem kelistrikan samasekali.Sudah tahukan bagaimana sifat ketahanan benda elektronik?,,,
·       Jika suatu saat diperjalanan sistem bahan bakar anda mengalami kerusakan, kemungkinan besar motor anda harus naik mobil emergenci untuk dibawa ke bengkel resmi. Karena Tidak ada cara darurat untuk memperbaiki sistem EFI yang rusak. Lain halnya dengan karburator, paling paling masalahnya hanya kemasukan air atau banjir, dan itu sangat mudah diatasi dimana saja asal ada obeng + kunci pass + Mekanik seadanya. :)

3.    Macam Macam Sistem EFI
Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk megontrol penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besarnya udara yang dihisap diukur langsung dengan tekanan udara dalam intake manifold (D-EFI sistem) atau dengan airflow meter pada sistem L-EFI.

a.    Sistem D-EFI (Manifold Pressure Control Type)
Sistem D-EFI Mengukur Tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian melakukan perhitungan umlah udara yang masuk.Tetapi karena tekanan udara dan jumlah dalam intake manifold tidak dalam konvensi yang tepat,sistem D-EFI tidak begitu akurat dibandingkan dengan sistem L-EFI. Sistem ini sering pula disebut “D Jetronic” yaitu merk dagang dari Bosch. Huruf D singkatan dari Druck (bahasa Jerman) yang berarti tekanan, sedang Jetronic
berarti penginjeksian (injection).
b.    Sistem L-EFI
Dalam Sistem L-EFI, airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir melalui intake manifold. Airflow meter mengukur jumlah udara dengan sangat akurat, aiatem L-EFI dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih tepat dibandingkan sistem D-EFI. Istilah L diambil dari bahasa Jerman yaitu “Luft” yang berarti udara.
B.   SISTEM KONVENSIONAL
1.     Sistem bahan bakar konvensional
Persaingan motor memaksa tiap pabrikan mengembangkan teknologi baru. Misal pada sistem penyaluran bahan bakar. Dari karburator konvensional dikembangkan menjadi tipe Constant Vacum. Menyusul injeksi.
a.    Model skep konvensional
Sistem bahan bakar ini disebut konvensional karena punya model yang serba mekanis. Naik-turun skep sebagai katup buka-tutup aliran udara ditarik langsung kabel gas. Hingga kini, motor keluaran terbaru pun masih banyak yang mengaplikasi tipe itu. “Boleh dibilang, karbu konvensional namun mempunyai respon lebih cepat ketimbang model vakum,”
Makanya mekanik motor mengandalkan model ini buat di balap. Selain respon lebih cepat, penyesuaian juga mudah dan murah. “Tetapi jangan salah lho! Jika skep terlalu cepat membuka, mesin bisa mati,” bilang Freddy lagi. Itu karena campuran udara yang masuk ke ruang bakar lebih banyak ketimbang BBM.
b.    Vakum lebih lambat
Karburator vakum dirancang untuk mengatasi kekurangan model skep. Seperti di motor sekarang, misalnya di skubek Yamaha Mio, Suzuki Spin 125 atau Honda Vario. Punya kelebihan bensin lebih irit. Makanya semua skubek aplikasi model ini. Lainnya, maksudnya keunggulan lain, meski keadaan mesin langsam dan grip gas langsung dibejek spontan hingga throttle membuka seluruhnya, mesin tidak akan mati. Namun kecepatan atau respon tidak sebagus karbu konvensional. Contoh lain ketika berkendara dalam kecepatan tinggi, grip gas langsung ditutup habis. Saat grip gas dibuka kembali ada sedikit jeda waktu mesin merespon.
Itu sesuai prinsip kerja sistem model vakum. Skep alias throttle piston bekerja naik-turun sesuai tekanan yang timbul. Tidak digerakkan langsung kabel gas. Sehingga, udara yang mengalir lewat venturi tetap konstan. Vakum juga punya kelebihan lain. Emisi atau gas buang yang dihasilkan menjadi rendah. Karena campuran antara udara dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar, lebih seimbang.
c.    Injeksi penyempurna
Semua kelebihan dan kekurangan karbu skep dan vakum disempurnakan lagi model inejksi elektronik. “Tiga syarat pembakaran sempurna, dimiliki injeksi,” ungkap Freddy. Maksudnya, peranti yang pakai sistem model semprot bukan sedot ini. Yaitu, bahan bakar serta udara dan api.
“Injeksi punya emisi lebih rendah ketimbang model konvensional dan vakum,” tambah Endro Sutarno, Training Instruktur PT Astra Honda Motor (AHM). Selain itu, bahan bakar yang dihasilkan juga bisa lebih irit.
Karena injeksi didukung banyak sensor dan memberi perintah ke Electronic Control Modul (ECM) untuk mengatur semprotan bensin ke ruang bakar diatur presisi dan seimbang. Ini yang bikin irit lantaran bensin tidak kaya dan miskin.
Mesin atau yang dalam bahasa kulonnya engine bukan machine ya di thread ini yang di sebut dengan mesin adalah mesin bensin secara umum.
Kok bisa hidup ya mesin...yuk kita liat komponen komponen mesin yang memiliki hubungan langsung dengan hidupnya sebuah mesin...(dalam hal ini di khususkan pada sistem pengapian).
Pada dasarnya mesin 4 stroke memiliki 4 siklus :
a.    Intake
b.    kompresi
c.    Langkah kerja
d.    Langkah buang
Siklus dimulai dari Top Dead Center, dimana piston berada pada titik terjauh dari sumbu kruk as. Pada saat langkah intake piston memulai langkahnya dengan menurun dari TDC sehingga terjadi penurunan tekanan di dalam ruang bakar. Dengan menurunya tekanan di dalam ruang bakar maka campuran BBM dan udara akan terpaksa masuk ke dalam ruang bakar tersebut melalui saluran intake. Setelah itu Klep intake akan menutup dan Langkah kompresi mulai mengkompress campuran BBM dan udara yang ada di ruang bakar tadi. Kemudian setelah hampir mencapai titik akhir dari langkah kompresi, busi akan memercikkan apinya sehingga campuran bbm dan udara yang telah terkompresi tadi terbakar. Karena dalam tekanan tinggi maka hasil pembakaran akan menghasilkan ledakan, tenaga dari ledakkan tersebut digunakan pada langkah kerja . Setelah itu dengan bantuan Fly wheel akan dilakukan langkah buang yaitu membuang sisa hasil pembakaran dari ruang bakar melalui klep exhaust.
Disini kita akan bahas Sistem pengapiannya sehingga busi bisa memercikan api yang cukup besar untuk membakar campuran bbm dan udara di dalam ruang kompresi.
Parts yang berhubungan dengan ini antara lain :
a.    Koil
b.    Platina
c.    Kondensor
d.    Delco
e.    Busi

2.    Default Pengapian Konvensional
Pengapian konvensional ditandai dengan digunakannya platina sebagai trigger atau pemantik.
Secara sederhana skematik diagramnya adalah seperti di bawah ini :
Pengapian di mulai ketika kita memposisikan kunci kontak pada posisi on, kemudian memutarnya lagi pada posisi starter. Yang terjadi saat kita membuka kunci kontak pada posisi on adalah koil mendapat supply arus + dari aki. Kemudian ketika kita menstart mobil kita maka akan terjadi buka tutup kontak point dari platina.
Buka dan tutup nya kontak poin dari platina ini di atur oleh cam delco yang memiliki jumlah sisi sesuai dengan jumlah silinder pada kendaraan anda. Misalnya mesin dengan 3 silinder maka cam ini memiliki 3 sudut...dst.
Ketika Kontak poin dari platina terbuka maka koil tidak mendapatkan supply arus - dari ground/aki. Sebaliknya ketika kontak poin menutup maka koil akan di supply arus - dari ground/aki. Ketika koil telah mendapat sumber arus + dan - maka dapat dikatakan koil dalam posisi aktif. Apa yang terjadi saat koil ada di posisi aktf ?
Dengan memanfaatkan Hukum Faraday ==> yang secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
Apabila sebuah magnet kita gerakan diantara kumparan atau gulungan kawat maka seiring dengan pergerakan magnet itu (sebenarnya medan magnet) maka akan dihasilkan listrik pada kumparan tersebut, dan sebaliknya apabila kumparan kawat pada inti besi kita berikan aliran listrik maka kumparan tersebut akan menghasilkan medan magnet.
Dengan kata lain Perubahan medan magnet pada Kumparan akan menghasilkan aliran listri pada kumparan tersebut!!!! koil mobil pada umumnya terdiri dari dua kumparan yaitu kumparan primer (dengan jumlah lilitan sedikit) dan juga kumparan sekunder (dengan jumlah lilitan 100X lipat gulungan Primer).
seperti kita melilitkan seutas benang pada gulungan maka hasilnya pasti akan ada dua ujung yang dapat kita temui nah pada gulungan Primer kedua ujung inilah yang akan muncul kepermukaan koil menjadi terminal + dan - pada kepala koil
Maka seperti yang kita bahas sebelumnya ketika koil aktif artinya terminal + mendapat muatan + dan terminal - mendapat muatan - maka kumparan primer ini akan menimbulkan medan magnet yang akan mempengaruhi kumparan sekunder yang posisinya berada didalam kumparan primer. Syarat agar kumparan kedua dapat melompatkan lisrtik maka sesuai hukum faraday harus ada perubahan medan magnet. perubahan medan magnet ini terjadi seiring dengan buka tutupnya Platina/Points.
Dengan jumlah lilitan yang 100 kali lebih banyak dari pada kumparan primer maka tegangan yang dihasilkan secara mudahnya adalah 100X lipat pula (kira2 10.000volt). nah tegangan sebesar ini akan mencari sumber massa atau ground atau kutub - terdekat untuk bisa dinetralisir. maka dengan adanya kabel busi dan busi itu sendiri yang salah satu sisinya tertanam pada ground terjadi lah lompatan bunga api yang mampu membakar campuran bahan bakar udara pada ruang bakar mesin. Dalam sistem pengapian platina diperlukan sebuah komponen dengan nama awam adalah kondensor. Kita sering di suruh montir2 apabila mengganti platina sekalian ganti kondensornya...betul? apakah fungsi kondensor sebenarnya?
seperti yang kita bahas diatas bahwa setiap terjadi perubahan medan magnet maka akan menghasilkan tegangan pada kumparan, ternyata selain menghasilkan tegangan pada kumparan sekunder yg diteruskan ke busi, medan magnet yang terjadi pada koil juga menghasilkan tegangan pada kumparan primer itu sendiri. Yaitu sebesar +300V, tegangan sebesar ini terjadi ketika posisi Platina/poits terbuka, apabila tegangan ini tidak di netralisasikan atau digrounded maka akan terjadi lompatan bungan api pada platina kita untuk memaksakan tegangan tersebut untuk ke ground. Apabila ini terjadi maka dalam hitungan menit maka platina kita akan hangus dan habis terbakar.
Disinilah Kondensor mengambil peranan, ketika platina posisi terbuka kondensor menampung sementara tegangan tersebut, kemudian ketika platina menutup lagi tegangan tersebut akan dinetralisir atau di grounded lagi.
Kemudian komponen yang berperan terakhir dan cukup penting juga adalah Busi. Melalui busi dan rotor sebagai pendistri busi sekaligus timing. Melalui elektroda inti busi (yang di tengah) sumber arus dari koil dengan teggangan tinggi akan di convert menjadi lompatan bunga api ke ground busi (ujung dari busi yang melengkung). Sehingga dengan lompatan ini akan membakar campuran bbm dan udara di dalam ruang bakar. Semua itu terjadi jika timingnya tepat.
a.    Default Pengapian CDI
Pada sistem pengapian CDI hampir sama dengan sistem pengapian konvensional,
Perbedaan utama terletak pada sistem trigger atau pemantik dari - koil. Disini fungsi dari platina dan kondensor di ganti dengan menggunakan sensor hall dan juga rangkaian electronic.
Pada prinsipnya CDI memanfaatkan sebuah sensor yang akan aktif apabila di trigger atau di pantik oleh sesusatu, dalam hal ini sensor akan aktif oleh dadu (cam delco) yang ada di tengah delko kita. Salah satu jenis sensor yang sering digunakan adalah sensor Hall dan juga sistem pulser/pick up coil.
Sensor hall memanfaatkan efek hall yaitu lapisan tipis semikonduktor yang diberi arus listrik (vs) akan menghasilkan beda potensial (vout) akibat terjadi perubahan medan magnet secara tegak lurus. sistem pulser memanfaatkan hukum Faraday seperti dijelaskan di atas..dimana akan terjadi ggl ketika medan magnet berubah pada sebuah kumparan. Nah pulser akan terdiri dari kumparan yang meliliti sebuah magnet tetap. Kemudian cam/dadu delco yang berputar di dekatnya akan memberikan perubahan medan magnet yang diterima oleh kumparan yang kemudian akan timbul ggl. GGL ini lah yang akan digunakan sebagai trigger pengganti buka tutupnya platina. (GGL=Gaya gerak listrik atau sederhananya arus listrik )
Nah Vout dari IC Hall atau pick up coil ini akan di Perbesar/amplify dengan rangkaian OP amp. atau sejenisnya untuk dapat digunakan sebagai arus Trigger pada kutub - dari koil. Sehingga setiap arus Vout di keluarkan dari IC hall dapat mengaktifkan koil sesuai dengan timing.
b.    Default Pengapian Multi coil
Pengapian dengan multi koil sering disebut juga distributorless igniton yaitu tanpa menggunakan delco. Pengapian di atur oleh fungsi ECU(khusunya PCM [power control modul] dan sensor pada cam saft atau terkadang kruk as.
Mobil-mobil modern sekarang mengarah pada penggunaan sistem pengapian seperti ini saat ini. Ada yang menggunakan 1 coil satu busi (CPC = coil per cylinder) ada juga yang menggunakan 1 koil untuk 2 cilinder sehingga kalau 4 silinder ada 2 koilnya.
Dengan memanfaatkan sistem pengapian yang demikian akan sangat membantu dalam mempersingkat jalur pengapian dengan mengurangi di gunakannya kabel busi. Hal ini dapat mereduksi storing frekuensi di radio kita, mengurangi kemungkinan terjadinya missfiring..atau timing pengapian yang kurang yang mungkin terjadi akibat kabel busi yang terkelupas, putus dalam, atau hangus.
Sisi baik dalam hal performa mesin dengan menggunakan sistem pengapian multi koil adalah waktu recaharge yang lebih lama bagi koil sebelum mengeluarkan api lagi. Pada sistem pengapian konvensional yang menggunakan 1 koil, dalam setiap satu putaran kruk as maka koil akan mengeluarkan api sebanyak 2 kali (pada mesin 4 silinder) sedangkan pada sistem pengapian multi koil satu putaran mesin koil hanya bekerja 1 kali sehingga akan menghasilkan api yang lebih bagus, pembakaran lebih sempurna, efesiensi bahan bakar yang maksimum dan juga koil lebih awet terlebih lagi pada rpm tinggi.
B.     Proses sebelum pelaksanaa tune up bensin

·           Memasang  perlengkapan servis kendaraan

1.    Fender cover
2.    Grill cover
3.    Steering cover
4.    Floor cover
5.    Seat cover
·           Menyiapkan  peralatan kerja
1.    Tool set
2.    Alat ukur meliputi : Tune-up tester, Multimeter, Radiator Tester, Radiator cup tester, Timing Light, kunci momen (torque wrench), hidrometer, feeler gauge dan mistar baja.
3.    Perlengkapan servis lain, meliputi : kompresor, air gun dan kain lap bersih.
·           Pekerjaan saat mesin dingin, meliputi pemeriksaan :
1.    sistem pendingin
2.    minyak pelumas
3.    tali kipas
4.    filter bensin
5.    filter udara
6.    sistem pengapian
·           Pekerjaan saat mesin hidup, meliputi pemeriksaan :
1.    Dwell angle
2.    Putaran idle
3.    saat pengapian
·           Pekerjaan setelah mesin dipanaskan, meliputi :
1.    Celap katup
2.    Kerja karburator
3.    Stel putaran idle
4.    Kompresi
5.    Tes jalan




1.      Memeriksa Sistem Pendinginan





Gambar 1 : sistem pendingin

a)      Periksa tinggi air pendinginan pada tengki cadangan, jika kurang tambahkan hingga sampai batas garis full dan jangan lupa memeriksa kualitas air pendingin, apakah sudah berubah warna, menimbulkan karat, tercampus dengan oli atau kotoran/ gantilah air pendingin jika perlu.
b)      Periksa klem selang radiator,sekaligus selangnya, apabilaterjadi kebocoran segera perbaiki, jika sudah rusak dapatdi ganti dengan yang baru.
c)      Periksa cara kerja tutup radiator, dengan menggunakan alat tester tutup radiator, periksa tegangan pegas dankedudukan vakumpada tutup
radiator dan jika tutup radiator rusak harus di ganti.




2.      Memeriksa Oli Mesin



Gambar 2 : memeriksa oli mesin
a)      Periksa oli dari kemungkinan berkurang, tercampur dengan air atau sudah bekurang tingka pelumasannya.
b)      Pada stik oli, oli harus berada pada antara L dan F, jika lebih rendah maka periksa kemungkinan ada kebocoran lalu tambah oli hingga tanda F.
3.      Memeriksa Tali Kipas




Gambar 3 Pemeriksaan tegangan tali kipas
a)      Periksa tali kipas (Van Bett) dari kehausan, retak, dan ketengangan ganti jika perlu.
b)      Periksa kelenturan tali kipas dengan memberikan tekanan sebesar 98N (10kg) di tengah-tengah poli pompa air dan altenator.
c)      Pastikan tali kipas terpasang dengan benar.

4.      Memeriksa Saringan Udara (Air Filter)




Gambar 3 : cara membersihkan saringan udara
a)      Buka dan bersihkan elemen saringan udara dengan menghembuskan udara bertekanan dari arah sebelah dalam.
b)      Jika elemen rusak atausudah terlalu kotor dan susah untuk di bersihkan ganti dengan yang baru.
5.      Memeriksa Batteray (ACCU)




Gambar 5 : Baterai
a)      Periksa batteray dari kemungkinan penyangga batteray berkarat, hubungan terminal longgar, terminal berkarat atau rusak.
b)      Pariksa batas air ACCU, air ACCU yang normal harus berada antara batas atas dan batas bawah (Maks dan Mint).
c)      Periksa banyaknya elektrolit pada setiap sell.

6.      Memeriksa Celah Katup





Gambar 6 : penyetelan celah katup
a)      Periksalah celah katub sesuai dengan urutan pengapian dan jumlah silinder pada kendaraan yang kita sedang tune up, jika ada celah katup yang tidak sesuai maka disetel.
  1. Memeriksa (Mengukur) Kabel Tegangan Tinggi




Gambar 6 : Memeriksa  Kabel Tegangan Tinggi
a)      Lepaskan kabel tegangan tinggi dari tutup distributor.
b)      Pada waktu melepas keble busi, tariklah dengan memegang bagian ujung atau pembungkus kabel, jangan memegang pada bagian tengah kabel.
c)      Periksa tahanan kabel dengan menggunakan multi tester, tahan kabel harus berkurang dari 25kg setiap kabelnya.
  1. Memeriksa Busi



Gambar 6 : Memeriksa  busi
a)      Bukalah busi dari tempatnya.
b)      Periksalah elektroda tengah setiap busi dari pengikisan, pecah atau perselin (keramik) rusak gantilah bila perlu.
c)      Bersihkan busi dengan sikat kawat halus bila di pakai lagi.
d)     Setel celah elektroda busi dengan STT.
  1. Memeriksa Distributor





Gambar 6 : Memeriksa  distributor
a)      Periksalah tutup distributor dari kemungkinan retak, kotoran lubang kabel busi, karbon pada bagian dalam tutup distributor apakah masih sisa atau sudah terkikis.
3.      Memeriksa (Mengukur) Celah Platina





Gambar 6 : Memeriksa  celah platina
a)      Periksalah keadaan platina dari bolong, hangus karena terbakar, tidak rata (ada bagian yang tebal dan ada bagianyang tipis), jika perlu ganti.
b)      Periksalah celah platina dengan langkah-langkah sebagai berikut :
c)      Putarlah puli poros engkol dan posisikan poros distributor pada salah satu sudutnya sampai celah pada platina terbuka penuh. Gunakan fuller gauge yang sesuai dengan ukuran yang di anjurkan oleh pabrik untuk mengukur celah platina.
d)     Jika celah platina terlalu besar atau kecil, setel celah platina tersebut.
e)      Jangan lupa memberikan sedikit gemuk pada poros distributor yang bersentuhan dengan bagian platina.
  1. Gover Adventure
a)      Periksalah governour adventure dari kotoran, kekurangan pelumas, apakah pegasnya masih berfungsi seperti seharusnya.


  1. Vacum Adventure
a)      Periksalah vacum dari kemungkinan tersumbat, hisapan bocor, berkarat atau rusak.
b)      Periksalahjuga selang vakum jangan sampai selangnya sudah kaku, terdapat sobekan atau tersumbat.
  1. Mengetes Kompresi
a)      Lakukan tes kompresi dengan langkah – langkah :
·            Lepaskan kabel busi dari tempatnya satu persatu.
·            Masukan bagian bawah yang berderat dari alat tes kompresi ke dalam lubang busi, lalu putar dengan tangan sampai kencang.
·         Starter mesu sampai beberapa kali, dengan catatan pedal gas di tekan sampai penuh.
·         Lihat arah jarum pada tester berada pada angka berapa. Bila bagus dia menunjukan angka 11-12 BAR.
·         Tekan tombol pembuang gas, untuk mengembalikan posisi jarum jam ke angka nol.
·         Ulangi cara tersebut di atas untuk mengetes kompresi silinder yang lain.

  1. Memeriksa Sudut Dwell





Gambar Pemeriksaan sudut dwell
a)      Pariksalah sudut dwell dengan tachmometer.
b)      Sudut dwell yang di anjurkan adalah 52o kurang lebih 2o.
  1. Memeriksa Sudut Pengapian





Gambar 2.21 Penyetelan sudut pengapian
a)      Periksalah sudut pengapian dengan timing light.
b)      Sudut pengapian harus tepat derajatnya dengan mesin yang sedang kita tune up.
9.      Memeriksa kondisi visual mesin. Menurut Boentarto, (2003) Memeriksa kondisi mesin secara visual termasuk tindakan pencegahan kecelakaan yang harus dilakukan sebelum Tune-Up. Mesin dikatakan aman untuk dihidupkan jika pemeriksaan mesin menunjukkan hasil sebagai berikut
·         Tidak ada kabel yang tersangkut
·         Tidak ada kabel busi yang tidak terpasang
·         Pemasangan kabel-kabel busi sudah benar sesuai dengan urutan pengapiannya.
·         Tidak ada peralatan apapun yang terletak diatas mesin. 
·         Baut dan mur terpasang dengan benar.
·         Tidak terdapat kebocoranbensin pada mesin. 
·         Menghidupkan mesin
              Untuk keperluan menganalisis kerusakan mesin, selama mesin hidup perhatikan hal - hal berikut : 
a.       Ledakan akibat pembakaran. Ledakan akibat pembakaran bahan bakar (bensin atau solar) menimbulkan bunyi yang khas. Pada mesin yang pembakarannya normal bunyi ledakannya rata. Pada mesin yang pembakarannya tidak normal, bunyi ledakannya tidak rata dan terjadi getaran setiap beberapa detik.
b.      Getaran komponen. Mengetahui ciri-ciri bunyi berbagai mesin akan mempermudah dalam menentukan kerusakannya. Bunyi yang ditimbulkan oleh getaran komponen mesin merupakan bunyi yang tidak normal. Getaran tersebut bias terjadi karena baut atau mur longgar, komponen retak atau patah. Bunyi-bunyi akibat getaran mesin berbeda sekali dengan bunyi akibat pembakaran bahan bakar.
c.       Gesekan. Gesekan komponen yang tidak dilumasi dengan oli, bias menimbulkan bunyi yang tidak nyaman. Bunyi akibat gesekan bisa timbul pada tali gas, tali kopling yang tidak dilumasi, gesekan bantalan, atau gesekan antara piston dengan dinding selinder.
d.      Aliran gas. Aliran gas yang bocor bias menimbulkan bunyi yang tidak normal, seperti terjadinya kebocoran pada saluran gas masuk dalam selinder (Intake Manifold), bunyi tersebut berupa bunyi desis yang keras.
e.       Ketukan (Pukulan). Bunyi yang diakibatkan oleh adanya ketukan dua komponen mesin yang cukup keras, biasanya terjadi pada daerah : (1) celah katup terlalu besar, (2) Bantalan Poros engkol longgat atau metal yang kocak, dan (3) piston aus, pen piston aus, atau poros nok aus.
f.       Loncatan bunga api. Loncatan listrik tegangan tinggi bias menimbulkan bunyi khas. Bunyi tersebut bisa mirip suara seekor cicak berdecak. Penyebab loncatan bunga api listrik adalah akibat dari kebocoran isolator kabel tegangan tinggi pada busi atau pada tutup distribut terjadi keretakan antar terminal. 
g.      Getaran mesin. Mengamati getaran mesin pada putaran stasioner. Mesin yang normal tidak memiliki getaran yang kasar, jika getaran mesin agak kasar berarti terdapat gangguan pada prosese pembakaran atau komponen-komponennya. Getaran yang kasar disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : (1) tekanan kompressi tidak seimbang pada setiap selinder, (2) tekanan kompressi diatas standar spesifikasi mesin, (3) pembakaran pada salah satu silinder tidak normal, (4) salah satu busi tidak berfungsi, (5) salah satu kabel busi tidak berfungsi, (6) kesalahan firing order (FO) pemasangan kabel busi, dan (7) kerusakan pada dudukan mesin.
h.      Asap knalpot. Mengamati dengan teliti bentuk dan warna asap sisa pembakaran yang keluar dari knalpot. Asap yang keluar dari knalpot merupakan bentuk baik tidaknya proses pembakaran bahan bakar dari mesin tersebut.
        Ada empat warna asap knalpot yang dapat dijadikan petunjuk baik tidaknya proses pembakaran dalam mesin sebagai berikut :
·         Warna Asap Hitam. Warna asap hitam pada mesin diesel merupakan sesuatu yang wajar. Namun warna asap hitam pada mesin bensin merupakan pertanda adanya pembakaran yang tidak sempurna karena kelebihan bensin pada campuran gas dan bahan bakar.
·         Warna asap putih. Asap mesin 2 tak yang normal berwarna putih. Berbeda dengan mesin 4 tak, jika asap mesin 4 tak berwarna putih berarti terdapat kerusakan atau gangguan pada mesin tersebut. Warna putih disebabkan asap dari oli yang terbakar akibat dari kebocoran dari ring piston.
·         Asap tak berwarna. Asap mesin 4 tak yang baik adalah yang tidak berwarna, hal ini menandakan campuran gas normal, tidak kelebihan bensin, tidak bercampur dengan oli, serta kerusakan lainnya.
·         Asap knalpot Berjelaga. Jelaga pada asap mesin, baik itu mesin 2 tak maupun 4 tak, disebabkan adanya kandungan minyak tanah di dalam bensin. Jika asap yang dihasilkan berjelaga, bunyi mesin pasti tidak normal (Kasar) dan elektroda businya hitam.
Urutan langkah-langkah sebelum Tune UP Mesin EFI yang harus di perhatikan
  1. Langkah tune up yang pertama adalah memperisapkan alat, dengan banyaknya alat yang ada pada sebuah bengkel, kita harus mempersiapkan alat yang akan kita gunakan, kalau alat tersebut tidak dibutuhkan dalam kegiatan tune up ya tidak usah disiapkan. Kita mengambil alat-alat yang akan dibutuhkan saja ketika kita melakukan kegiatan tune up.
  2. Memasang pelindung kendaraan, ini perlu yaitu untuk menghindari kendaraan terkena goresan ataupun kotor pada bagaian dalam. Pelindung kendaraan bisa berupa vender cover, steering cover, lalu cover untuk lantai maupun stik.
  3. Melepas sebuah sensor, misal MAP.
  4. Melakukan penjumperan pada konektor (soket yang di jumper harus benar, silahkan bisa dilihat di buku manual book dari jenis mobil yang di tune up) kemudian di on kan (ingat ya jangan sampai salah menjumper), kemudian melihat di kedipan, otomatis kedipan untuk sensor MAP akan terlihat. Jika tidak ada yang lain berarti dalam keadaan normal. Jika ada kedipan, maka silahkan dilihat di buku manual dari  mobil yang kita tune up bagaian mana yang memiliki trouble.
  5. Kalau ada trouble selain MAP maka silahkan lakukan perbaikan terlebih dahulu, kemudian pasang MAP, dan kemudian melepas fuse EFI sekitar 1 menit. Untuk melakukan reset / menghapus memori.
  6. Kemudian kita on kan lagi mobil dan melihat apakah masih terbaca kerusakan ? kalau indikator sudah menunjukan normal, maka kita bisa lanjut ke langkah pemeriksaan komponen lainnya.
  7. Untuk langkah 3 dan 4, kita bisa memeriksanya dengan menggunakan scanner, ini bukan scanner buat nyecan poto, tapi scanner yang digunakan untuk menscan engine. Hargana cukup mahal. bisa sampai puluhan juta.
  8. Kalau sudah, maka kita bisa mulai untuk melepas main relay, lalu melepas aki mobil, filter udara, koil, dan busi.Oh iya, untuk melepas baterai sebaiknya dilepas negatif terlebih dahulu. Letakan semuanya di meja kerja, kita lakukan pekerjaan untuk pemeriksaan dan perawatan. Semisal baterai, maka kita periksa tegangan baterai, berat jenis bateri, ketinggian cairan elektrolit, dan kotak baterai. Untuk itu kita harus tahu spesifikasi yang baiknya. Oh ya jangan lupa untuk membersihkan terminal baterai dengan sikat kawat agar karat/kosrosi nya hilang, dan lubang ventilasi yang ada pada tutup baterai bisa kita semprot menggunakan kompresor. Untuk filter udaranya, kita bisa membersihkan nya dengan kompresor, Lalu untuk busi, kita ukur celah businya, spesifikasi dari celah busi bisa kita lihat di buku manual jenis mobil. Kalau tidak seusai kita bisa stel celah businya. Busi juga disemprot menggunakan kompresor tetapi tidak dengan jarak terlalu dekat maupun dengan tekanan yang kuat. lalu memeriksa tahanan coil, spesifikasi bisa dilihat pada buku manual jenis mobil. Jika tidak sesuai dengan spesifikasi, maka lakukan perbaikan atau ganti.
  9. Berikan tutup di lubang busi, ini adalah untuk menghindari sesuatu jatuh ke dalamnya ketika bisa kita lepas.
  10. Kemudian melepas soket injektor dan mengukur tahanan pada injektor, spesifikasi tahanan bisa dilihat di buku manual / manual book.
  11. Lalu kemudian lepaskan relay bahan bakar, sesudah itu kita pasang baterai, jangan lupa untuk keselamatan kerja, maka ketika memasang baterai kita lakukan dengan terminal positif terlebih dahulu. dan kita lakukan pemeriksaan tekanan kompresi.
  12. Kalau sudah kita pasang lagi busi, coil, main relay / relay efi dan relay bahan bakar, kita ukur tegangan pada soket yang dihubungkan dengan koil dengan sebelumya kunci kontak di on kan terlebih dahulu.
  13. Memasang filter udara.
  14. Lalu memasang kabel penghubung scanner pada konektor mobil dan scanner. Kita lakukan pemeriksaan kerusakan. Kalau terbaca no vault data berarti tidak ada indikasi sensor yang rusak. Kita back dan lakukan erase jika diprlukan.
  15. Lalu matikan scaner dengan cara yang benar. Kemudian lepas kable pada konektor scanner. Hidupkan mesin.
  16. Pasangkan lagi ke konektor scanner, kita lakukan pembacaan current data. Dan Print. Matikan mesin mobil.
  17. Kemudian langkah berikutnya adalah melakukan pemeriksaan dengan star gas. Memasang alat star gas dengan benar, menyalakannya dengan benar. menghidupkan kembali mobil. Pada saat proses loading, maka masukan kabel selang yang terhubung dengan sensor oksigen yang dimasukkan ke dalam knalpot mobil, jadi tidak dimasukkan terlebih dahulu. tetapi memasukan ke dalam knalpotnya menunggu proses loading pada star gas. Kalau sudah tampil maka kemudian PRINT.
  18. Melakukan perbaikan jika data yang kita print tadi belum sesuai spesifikasi.
C.    Uraiyan Penlaksanaan Tune-Up
A.    Uraiyan umum pelaksanaan Tune up pada mobil konvensional
1.      Pemeriksaan system pendingin 
            Energi gerak yang dihasilkan oleh mesin diperoleh dari energi panas ,energi panas yang dimanfaatkan oleh mesin hanya sekitar 20% agar tidak terjadi over heating panas harus direda .
            Dalam melakukan engine tune up kita harus memeriksa system pendingin tersebut dengan prosedur yang be4nar adapun langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
·         Periksa selang radiator kemungkinan ada yang rusak , pecah ,menggelembung atau kendor pengikatnya periksa bila perlu.
·         Periksa posisi klem apa ada yang rusak atau kendor / tiadak tepat posisinya 
·         Periksa radiator dan sirip – siripnya apakah ada kebocoran 
·         Periksa kran penguras
·         Periksa kebocoran sitem pendinginan ( dengan menggunakan radiator pressure tester
·         Periksa kondisi katup pada radiator cup ( periksa dengan menggunakan radiator cup tester )
·         Periksalah kualitas air pendingin dengan mengguanakan jari 
·         Periksa jumlah air pada reservoir tank
·         Periksa tali kipas dari keretakan oli dan keausan 
·         Periksa ketegangan tali kipas diantaranya alternator dan pompa air 
·         Periksa suara bearing pompa abnormal .
·         Periksa sirkulasi air pendingin(mesin hidup ,panas )
2.      Pemeriksaan Saluran Udara 
            Fungsi saluran udara adalah untuk membersihkan udara yang mengandung debu yang ikut terhisap oleh mesin serta memperkecil suara mesin 
Pemeriksaan saluran udara :
·         Lepaskan klip kunci saringan udara kemudian keluarkan elemen dan periksalah kondisi elemen ytersebut 
·          Bersihkan saringan udara dengan jalan menyemprotkan udara bertekanan rendah dari saluran masuk kearah luar sebaliknya kemudian dilakukan seperti langkah awal 
·         Elemen yang sudah rusak serta berlubang harus diganti 
·         Sebelum memasang bersihkan dulu rumah dengan tujuan debu – debu tidak masuk kedalam karburator .
3.      Pemeriksaan system pengapian 
a)      Busi
·         Lepaskan kabel busi , pakailah kunci busi yang sesuai kemudian saat memasang putarlah dengan tangan sampai agak berat lalu gunakan kunci .
·         Usahakan kotoran tidak masuk pada lubang oli 
·         Periksa elektroda tengah STP busi dengan pengikisan ,pecahan porselinnya rusak /.retak ganti bila perlu 
·         Bersihkan busi dengan menggunakan pspear plug cleane atau amplas atau sikat kawat 
·         Setel celah busi 
b)      Kabel busi
·         Saat melepas kabel busi tarik pada bagian ujung kabelnya ( FEETING) didalam kabel busi terdapat bagian yang disebut resetivewire yang berfungsi memberikan kekuatan dan mencegah suara berisik .
·         Periksa tahanan kabel busi yang baik ,tahanannya tidal lebih dari 25 KOhm 
·         Apabila kabel busi longgar waktu dipasang pada terminal bila dapat diperbaiki maka diperbaiki dengan tank jepit bila tidak bias sebaiknya diganti .
c)      Distributor
Pemeriksaan distributor 
·         Distributor merupakan suatu rangkaian yang terdapat pada system pengapian yang berfungsi membagi arus sesuai dengan posisi silinder yang siap untuk melekukan langkah usaha 
·         Pemeriksaan tutup distributor pada saat tune up 
·         Periksa tutup distributor dari keretakan bersihkan terminal bagian dalam lalu
·         periksa kondisi sikat – sikat dan terminal – terminalnya .
d)     Ignition coil
1)      Pemeriksaan rotor 
            Rotor disini berfungsi sebagai penyalur arus tegangan tinggi dari awal ignition menuju ke terminal pada tutup distributor ,pemeriksaan dilakukan secara visual dengan mengecek apakah ada keretakan dan kebocoran arus ,jangan menggggosok ujung rotor dengan amplas karena akan memperpendek panjang ujung rotor yang berakibat penyaliran arus yang tidak sesuai . 
2)      Pemeriksaan platina 
            Platina berfungsi untuk memutuskan aliran arus listrik dari kumparan primer koil agar terjadi induksi pada kumparan sekuder sebaiknya pemeriksaan dilakukan setiap 5000KM dan diganti setiap 20.000 KM . Penyetelan celah platina :
·         Bersihkan platina dari kotoran dan minyak 
·         Putar puli huingga nok poros sejajar dengan bilik karet platina 
·         Dengan menggunakan filler gauge ( 0,4 – 0,5 )
·         Keraskan baut pengikat platina 
·         Periksa rotor terhadap busi no 2 pada saat silinder no 1 top kompresi
3)      Distributor Bodi
            Terdapat komponen yang tujuannya adalah mendukung kerja dari pada distributor .
4)      Governor Advancer 
            Berfungsi mengajukan pengapian pada saat mesin tinggi .Pemeriksaan dilakukan dengan memutar searah jarum jam ,kemudian kerusakan pada komponen ini bisa terjadi pada return springnya .
5)      Vakum advancer
            Berfungsi memajukan saat pengapian berdasarkan pada intake manifold .Kerusakan yang timbul biasanya pada membrannya periksa dengan menghisap membrane tersebut
6)      Oktan Selector
            Berfungsi untuk mengajukan pengapian berdasarkan nilai oktan bahan bakar sebelum melakukan penyetelan oktan selector
pada posisi standar .
7)      Pemeriksaan ignition coil 
            Pada ignition coil terbagi menjadi 2 yaitu internal resistor dan eksternal resistor . Adapun yang diperiksa adalah komponen primer ,komponen skunder dan tahanan resistor 
·         Tahanan pada primery coil tipe eksternal resistor yaitu sebesar 1,3 – 1,6 Ohm dan tahanan resistor adalah 1,1 – 1,3 Ohm
·         Tahanan pada primery coil tipe internal resistor yaitu sebesar 1,5 – 1,9 Ohm ,tahanan gulungan sekunder adalah sebesar 13,7 – 18,5 Ohm serta tahanan resistor sebesar 0,9 – 1,2 Ohm 
4.      Pemeriksaan Baterai 
            Baterai merupakan bagian dari system kelistrikan yang berfungsi menyuplai arus kebeberapa komponen kelistrikan mobil . Baterai yang masih terpasang dapat diperiksa hanya dengan menetok – ngetok kotak baterai lalu dilihat dari kondisi air aki . Untuk pemeriksaan secara menyeluruh dilakukan dengan cara menurunkan baterai dari kendaraan .Usahakan air jangan sampai menetes bila tetesan tersebut sampai mengenai body meka dapat merusak body.
Langkah pemeriksaan baterai :
·         Lepaskan kabel negative masa terlebih dahulu ,kemudian lepaskan kabel positifnya agar tidak merusak terminal .
·         Angkat baterai dari kendaraan 
·         Bersihkan kotoran pada part dengan air hangat lalu amplas bila tidak kotor cukup diamplas saja
·         Periksa kondisi kotak bila bocor harus diganti .
·         Periksa level air aki dan berat jenis elektrolit serta jenis yang standar 1,25 – 1,27 pada 20 0 
5.      Periksa Sudut Duell Angle 
            Dwell Angle ( CDA ) adalah sudut antara platina mulai menutup sampai platina membuka ,untuk mesin 4 silinder sudut duelnya 52 o kurang lebih 6o .Pada saat melekukan engine tune up periksallah CDAnya karena apabila CDA terlalu besar coil akan panas dan kalau terlalu kecil kemagnetan primer coil akan kecil dan induksi sekunder akan kecil .
Pemeriksaan duel angle :
·         Apabila CDA lebih besar dari standar berarti penyetelan celah platina terlalu kecil ( rapat ) 
·         Apabila CDA terlalu kecil lebih kecil dari standar berarti penyetelan celah platina terlalu besar 
·         Apabila CDA berubah ubah kemungkinan disebabkan oleh nok distributor aus ,bantalan poros distributor rusak atau pegas platina rusak . Hal ini harus dilakukan perbaikan / penggantian terlebih dahulu
6.      Pemeriksaan dan penyetelan katub 
            Celah katub digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran campuran bahan bakar yang masuk dan gas buang yang melewati katub keluar . Sebelum penyetelan periksalah terlebih dahulu kekencangan baut kepala silinder dan roker arm .
Langkah penyetelan :
·         Panaskan mesin hingga temperature mesin panas .
·         Pastikan baut kepala silinder dan roker arm bautnya pas dalam penomerannya .
·         Pastikan silinder pada posisi top 1 dengan menggunakan urutan dari depan yaitu katub yang bebas yaitu buang , hisab , hisab , buang .adapun ukuran celahnya adalah 
            Masuk : 0,20 mm
            Keluar : 0,30 mm
·         Putarlah pulley pada posisi pada posisi 4 .
·         Lakukan penyetelan kembali pada posisi top 4 .
·         Gunakan fuller yang masih baik untuk menyetel .
·         Tarik dan masukkan celah katub harus sama .
7.      Penyetelan / pemeriksaan putaran idle 
            Sebelum kita melakukan pemeriksaan saat pengapian ,maka kita harus memeriksa putaran idle apakah sudah standar .Dilakukan dalam keadaan air filter sudah terpasang .
Langkah penyetelan :
·         Hidupkan mesin sampai mesin mencapai temperature kerja mesin .
·         Untuk menyetel campuran idle putarlah baut penyetel yaitu idle mixture adjusting screw .
·         Untuk menyetel putaran idle putarlah baut penyetel yaitu idle speed adjusting screw .
·         Dengan menggunakan tacho ,meter kondisikan putaran mesin sampai putaran idle yaitu kurang lebih 750 rpm .
8.      Pemeriksaan saat pengapian 
            Pemeriksaan saat pengapian dilkukan dengan menggunakan timing ligh . Langkah – langkah penyetelan saat pengapian adalah sebagai berikut
·         Sesuaikan kondisi oktan selector pada kondisi standar .
·         Periksa kembali putaran idle apakah sudah sesuai atau belum .
·         Lepaskan selang yang menuju vacuum advancer dan sumbatlah .
·         Setelah itu sorotkan timing ligh pada pulley apakah sudah mencapai standa
yaitu pada sudut antara 50 – 70 .
9.      Periksa kompresi mesin .
            Biasanya pemeriksaan ini tidak wajib hanya bila diperlukan saja .Adapun langkah – langkah yang harus dilakukan adalah :
·         Panaskan mesin .
·         Pasang alat ukurnya pada lubang busi no 1.
·         Injak pedal
·         Start mesin dengan putaran mesin 250 rpm atau lebih standar kompresi adalah 11 kg /cm3 ,limit 9,0 kg / cm3.
B.     Uraiyan umum tune up bensin pada sistem EFI
PERAWATAN MESIN EFI
            1    Langkah awal
Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk tune up dan cek peralatan tersebut, alt yang di gunakan diantaranya sebagai berikut :
1.      Kunci 10 dan Kunci 14
2.      Kunci busy, amplas dan sikat kawat
3.      Feeler gauge
4.      Obeng ketok dan lap bersih
5.      Carburraator Cleaner (CC)
6.      Multimetrer
7.      Kompresor (angin)
8.      Engine Analizer
2    Cara Tune Up Engine EFI 
   Adapun komponen-komponen yang di tune up dalam mesin EFI (Electronic fuel injection) yaitu sebagai berikut :
  1. Air Cleaner(AC) atau air box
Bersihkan AC menggunakan kompresor (angin) agar AC tetap dalam keadaan bersih, sehingga udara yang masuk kedalam ruang pembakaran bersama bahan bakar tetap bersih.
  1. Koil dan Kabel Tegangan
Biasanya didalam mesi EFI (Electronic Fuel Injection) koil dan kabel tegangan sudah dirangkai menjadi satu komponen. Jadi pemeriksaan koil dan kabel tegangan di cek secara bersamaan menggunakan multimeter, hal ini dilakukan agar mengetahui koil masih efisien atau tidak.
Cara pemriksaannya, hubungan multi meter dengan koil dan kabel tegangannya, ketika multimeter di hubungkan pada koil dan kabel tegangan maka jarum pada multimeter akan menunjukan angka 50, 50 tersebut menyatakan 50 ampere. Hal tersebut menujukan bahwa koildan kabel tegangan masih efisien, namun jika jarum pada multimeter menunjukan kurang atau lebih dari 50, maka koil dan kabel tegangan menujukan tidak efisi

  1. Busi
Biasanya pada busi tidak hanya di bersihkan tetapi juga bisa di ganti dengan yang baru tergantung kepada keadaan busi masih bagus atau tidak. Namun biasanya penggantain busi sering dilakukan pada KM 20.000.  jadi jika keaadaan busi masih bagus bersihkan busi menggunakan hamplas atau sikat kawat. Dan stel celah busi menggunakan feeler gauge untuk mendapatkan keakuratan.
Cara menunjukan busi bagus atau tidak, hal tersebut dapat diliat dengan kasat mata jika, yaitu jika elektroda masanya sudah menipis.
  1. Trottole Body dan Idle Speed Control (ISC)
Bersihkan trottole body dan ISC menggunakan Carburrator Cleaner dan bersihkan pembersih yang nmenempel pada Trottole body dan ISC menggunakan lap yang bersih. Hal ini bertujuan agar ktika bahan bakar dan udara menyatu tidak ada debu yan terbawa kedalam ruang pembakaran. Dan agar tidak melenceng dalam mengatur rpm karena Isc berfungsi untuk mengatur rpm.
  1. Fuel Filter (FF)
Bersihkan FF dengan menyemprot lubang masuk atau keluar bahan bakar dari FF menggunakan kompresor (angin). Hal ini dilakukan agar FF berfungsi dengan baik, sehingga tidak ada penyumbatan dalam FF atau pun terbawa nya debu keruang pembakran.
  1. Oli (pelumas)
Ganti oli yang sudah lama dengan yang baru agar tidak terjadi ke ausan pada mesin, sehingga langkah kompresi tetap stabil.
Agar mesin tetap nyaman dan tidak cepat aus maka penggantian oli ini harus dilkukan secara berkala. Sehingga kstbilan dan suhu pada ruang pembakaran tetap terjaga.

  1. Uji Emisi
Terakhir lakukan Uji Emisi, untuk melakukan Uji Emisi gunkan alat Egine Analizer.
Hal ini dilakukan auntuk mengetahui proses pembakaran pada mesin, apakah sudah efisien atau tidak, CO (karbonmonoksida)ideal berkisar di bawah 1 persen.
Jika alat tersebut menunjukan dibawah 1 persen maka CO pada proses pembakaran masih efisien, namun jika alat tersebut menujukan hasil di atas 1 persen maka proses  pembakaran tersebut sudah tidak efisien, biasanya harus dilakukan service pada sistem bahan bakar.
  1. Langkah Akhir
Setelah selesai melaksanakan tune up, agar tercipta kesejahteraan, keselamatan, dan keamanan kerja baik untuk mekanik ataupun peralatan. Maka langkah terakhir yaitu bereskan (rapihkan) dan simpan kembali alat-alat yang sudah di gunakan ketempat penympanan.









BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
       Dari hasil praktek yang telah dilakukan di laboratorium sebelumnya mengenai Tune-up Motor Bensin ,maka dapat disimpulkan bahwa  melakukan tune-up bagi kendaraan motor bensin merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjaga kondosi kendaraan agartetap awet . Setelah melakukan praktek tune up motor bensin Mahasiswa dapat mengetahui:
·      Cara memeriksa komponen kendaraan terutama yang berhubungan denagan praktek tune up motor bensin
·      Prosedur dalam melaksanakan tune up motor bensin
·      Mengetahui komponen tune up motor bensin
·      Ukuran-ukuran penyetelan pada proses tune up motor bensin
·      Manfaat dalam melakuka tune up motor bensin
·      Gejala-gejala yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen kendaraan bila mana tidak melakukan servise tune up motor bensin
·      Urutan-urutan dalam proses tune up motor bensin
B.     SARAN
1.    Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktek TUNE-UP MOTOR BENSIN kiranya dilengkapi agar proses belajar mengajar dalam praktek akan berjalan secara maksimal.
2.    Diperlukan ketegasan para instruktur dalam praktek agar mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek bisa tertib dan melaksanakan job sesuai dengan job mereka masing-masing
3.    Waktu yang digunakan dalam praktek kurang efisien maka waktu praktek kiranya ditambah agar mahasiswa mempunyai waktu untuk belajar job yang sedang mereka lakukan.

















DAFTAR PUSTAKA
H. Gerschler, Fachkunde Kraftfahrzengtechnik, Edisi 23, Stuttgart, Europa Lehrmittel, 1988
Toyota, Dasar-dasar automobil, Jakarta, PT. Toyota Astra Motor
Toyota, Toyota Step 1 engine group, Jakarta, PT. Toyota Astra Motor
Toyota, Pedoman reparasi mesin seri K, Jakarta, PT. Toyota Astra Motor, 1981
VEDC, Sistem Pendinginan, Malang, 1987




Tidak ada komentar:

Posting Komentar