BAB I
PENDAHULUAN
A.
Uraian
Umum Tune-Up Motor Bensin
Tune
Up adalah pekerjaan servis ringan mesin yang bertujuan untuk mendapatkan performa mesin yang maximal, dan
juga menjaga agar mesin tetap dalam kondisi yang baik dan prima. Karena mesin
dioperasikan secara terus menerus, maka akan memungkinkan terjadinya penurunan
peforma mesin.
Oleh karena itu agar motor
tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum, maka perlu dilakukan tune up motor
secara periodik. Pekerjaan tune up harus dilakukan sesuai prosedur dari
pabrik pembuatnya, baik urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran
penyetelannya dan lain – lain. Ini dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan
supaya hasilnya sesuai standart yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuatnya. Sebelum kegiatan tune up dilakukan, lebih baiknya kita memanaskan
mesin (menghidupkan mesin) terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keadaan dari mesin itu sendiri, identifikasi dilakukan misalnya putaran idle terlalu
besar ataupun terlalu kecil, mesin pincang, mbrebet, adanya suara yang tidak
normal pada mesin dan lain sebagainya.
Jadi Secara umum pengertian tune up adalah suatu pekerjaan atau
kegiatan khusunya pada engine/mesin yang bertujuan agar performa mesin/engine
tersebut lebih maksimal atau optimal, dan pekerjaannya dapat berupa
pemeriksaan, pengukuran dan pencocokan dengan standar pabrik, penyetelan,
perbaikan, perawatan dan atau penggantian komponen jika diperlukan.
1.
Macam-macam tune up motor bensin dan
perbedaannya
tune up motor bensin di bagi jadi dua jenias yaitu:
Tune Up Engine Konvensional
Pada umumnya pekerjaan tune-up
adalah proses teratur pemeriksaan, diagnosis, pengujian, dan penyesuaian yang
diperlukan secara berkala untuk menjaga performa mesin atau mengembalikan
mesin untuk efisiensi operasi standar.
Salah satu pekerjaan tune up adalah
untuk engine konvensional. Jenis engine ini merupakan sistem kerja
komponen-komponen masih menggunakan proses manual/analog/mekanik belum
menggunakan kontrol pengendali elektronik. Sistem pada engine konvensional,
sistem kerjanya relatif sederhana dibandingkan dengan engine EFI. Pekerjaan
Tune Up untuk jenis engine konvensional meliputi beberapa hal sebagai berikut:
pemeriksaan dwell angle, timming ignition, penyetelan putaran idle, celah
katup, celah platina, filter udara, filter bahan bakar, busi dan kabel busi,
pelumas/oli, air pendingin, air dan tegangan accu/baterai, kemudian dilanjutkan
dengan finally check. Jika dalam pengecekan ditemukan kondisi abnormal dapat
dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection)
Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection)
Engine EFI (Electronic Fuel
Injection) merupakan jenis engine yang sudah dilengkapi dengan sistem kontrol
elektronik, sehingga membutuhkan pemeliharaan khusus dengan menggunakan alat
yang disebut engine scanner. Engine scanner merupakan alat bantu untuk memeriksa/memonitor
secara simultan proses kerja dari sensor,ECU dan actuator. Berikut ini akan
dipaparkan pekerjaan yang dilakukan untuk Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel
Injection): Scanning systems (read and erase error code, actuation test, reset
adaptation, adjusting co, recording data stream, graphic dat), pemeriksaan
Filter Udara, pemeriksaan busi (spark plug), pemeriksaan kuantitas dan kualitas
pelumas, pemeriksaan saringan bahan bakar, pemeriksaan kuantitas air pendingin,
pemeriksaan accu/baterai, test drive.
2. Perbedaan mesin bensin konvensional dan EFI
Pengertian EFI (Electronic Fuel Injection)
Efi adalah sisitem injeksi yang menggunakan
elektronis atau sisitem injeksi elektronis. Sistem ini langkah maju dari sistem
karburator yang menggunakan sistem injeksi mekanis.
Menurut Firstiawan, bahwa “eletronic Fuel Injection
(EFI) adalah teknologi pengontrolan penginjeksian bahan bakar yang berkembang
saat ini pada mesin bensin menggantikan karburator”.
Menurut ifan Sistem bahan bakar tipe injeksi
merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda
motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam
jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis
kemudian berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis
disebut juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan
secara terus menerus ke setiap saluran masuk (intake manifold). Sedangkan
sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel
Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik.
Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI
(Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan Engine
Management. Penggunaan sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor
komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu contohnya adalah
pada salah satu tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra X
125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah PGM-FI (Programmed Fuel Injection)
atau sistem bahan bakar yang telah terprogram. Secara umum, penggantian sistem
bahan bakar konvensional ke sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan
unjuk kerja dan tenaga mesin (power) yang lebih baik, akselarasi yang lebih
stabil pada setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar yang ekonomis (iriit),
dan menghasilkan kandungan racun (emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga
bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan
bahan bakar tipe injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak
digunakan, serta tidak terpengaruh pada temperatur di lingkungannya.
Menurut Edie, Sistem Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh
Toyota sejak tahun 1971, tahap-tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada
tahun 1981 pertama kali diterapkan pada mesin Toyota Crown. Sebelum itu
beberapa mobil Eropa memang sudah menggunakan cara injeksi bahan bakar. Namun
cara yang digunakan berbeda dengan yang sekarang sangat populer dengan istilah
EFI. EFI yang dikendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit) - sangat
membutuhkan campur tangan sistem elektronik. Secara singkat dapat dijelaskan
bahwa, di saat kaki pengemudi menekan pedal gas maka sensor air flow meter,
akan mengirimkan sinyal ke EFI-ECU. Setelah data tersebut diolah, ECU
memerintahkan agar injektor mengirimkan sejumlah bahan bakar sesuai banyaknya
udara yang dikirim lewat air flow meter. Air flow meter adalah sebuah peralatan
yang terletak pada tempat dimana dipasangkan "karburator" pada mobil
yang menggunakan karburator.
4. Kelebihan
dan kekurangan pada sepeda motor Injeksi bahan bakar (EFI)
Kelebihan
EFI
· Konsumsi bahan bakar lebih hemat(irit), karena takaran bahan bakar
yang diproduksi EFI sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan yang ideal bagi
mesin pada semua kondisi.Efisiensi bahan bakar = Irit
· Mesin lebih bertenaga dan memiliki akselerasi yang responsif,
sehingga selalu dalam kinerja yang optimal.
Pada motor dengan sistem EFI
dilengkapi dengan fault code indicator.Jika ada masalah/kerusakan pada sistem
EFI, lampu peringatan akan menyala sehingga segera diketahui untuk diperbaiki.
· Emisi gas buang yang lebih rendah,sehingga lebih ramah terhadap
lingkungan.
· Kinerja motor tetap stabil tanpa banyak terpengaruh oleh panas
dinginnya suhu mesin dan keadaan cuaca.
Kekurangan
EFI
· Perawatan sistem EFI jauh lebih rumit dari pada sistem baha bakar
konvensional karburator. Untuk itu EFI membutuhkan perawatan yang lebih teliti
yang dilakukan hanya oleh tenaga mekanik yang berpengalaman. Oleh karena
itu, biaya perawatan yang harus dikeluarkan relatif lebih tinggi.
· Rentan terjadi gangguan terutama oleh air, karena seluruh sistem
EFI diatur oleh mesin elektronik. Seperti yang kita ketahui, perangkat
elektronik lebih rentan/sensitif jika terkena air. Pastinya sistem EFI kalah
awet dengan karburator, karena karburator tidak bekerja dengan sistem kelistrikan
samasekali.Sudah tahukan bagaimana sifat ketahanan benda elektronik?,,,
· Jika suatu saat diperjalanan sistem bahan bakar anda mengalami
kerusakan, kemungkinan besar motor anda harus naik mobil emergenci untuk dibawa
ke bengkel resmi. Karena Tidak ada cara darurat untuk memperbaiki sistem EFI
yang rusak. Lain halnya dengan karburator, paling paling masalahnya hanya
kemasukan air atau banjir, dan itu sangat mudah diatasi dimana saja asal ada
obeng + kunci pass + Mekanik seadanya. :)
3. Macam Macam Sistem EFI
Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah
udara yang dihisap dan untuk megontrol penginjeksian bahan bakar
yang sesuai. Besarnya udara yang dihisap diukur langsung dengan tekanan udara dalam
intake manifold (D-EFI sistem) atau dengan airflow meter pada sistem L-EFI.
a. Sistem D-EFI (Manifold Pressure Control Type)
Sistem D-EFI Mengukur Tekanan udara dalam
intake manifold dan kemudian melakukan perhitungan umlah udara yang
masuk.Tetapi karena tekanan udara dan jumlah dalam intake manifold tidak dalam
konvensi yang tepat,sistem D-EFI tidak begitu akurat dibandingkan dengan sistem
L-EFI. Sistem ini sering pula disebut
“D Jetronic” yaitu merk dagang dari Bosch. Huruf D singkatan dari Druck (bahasa
Jerman) yang berarti tekanan, sedang Jetronic
berarti penginjeksian (injection).
b. Sistem L-EFI
Dalam Sistem L-EFI, airflow meter langsung
mengukur jumlah udara yang mengalir melalui intake manifold. Airflow meter
mengukur jumlah udara dengan sangat akurat, aiatem L-EFI dapat mengontrol penginjeksian
bahan bakar lebih tepat dibandingkan sistem D-EFI. Istilah L diambil dari bahasa
Jerman yaitu “Luft” yang berarti udara.
B. SISTEM KONVENSIONAL
1. Sistem bahan bakar konvensional
Persaingan motor memaksa tiap pabrikan mengembangkan teknologi
baru. Misal pada sistem penyaluran bahan bakar. Dari karburator konvensional
dikembangkan menjadi tipe Constant Vacum. Menyusul injeksi.
a. Model skep konvensional
Sistem bahan bakar ini disebut konvensional karena punya model
yang serba mekanis. Naik-turun skep sebagai katup buka-tutup aliran udara
ditarik langsung kabel gas. Hingga kini, motor keluaran terbaru pun masih
banyak yang mengaplikasi tipe itu. “Boleh dibilang, karbu konvensional namun
mempunyai respon lebih cepat ketimbang model vakum,”
Makanya mekanik motor mengandalkan model ini buat di balap. Selain
respon lebih cepat, penyesuaian juga mudah dan murah. “Tetapi jangan salah lho!
Jika skep terlalu cepat membuka, mesin bisa mati,” bilang Freddy lagi. Itu
karena campuran udara yang masuk ke ruang bakar lebih banyak ketimbang BBM.
b. Vakum lebih lambat
Karburator vakum dirancang untuk mengatasi kekurangan model skep.
Seperti di motor sekarang, misalnya di skubek Yamaha Mio, Suzuki Spin 125 atau
Honda Vario. Punya kelebihan bensin lebih irit. Makanya semua skubek aplikasi
model ini. Lainnya, maksudnya keunggulan lain, meski keadaan mesin langsam dan
grip gas langsung dibejek spontan hingga throttle membuka seluruhnya, mesin
tidak akan mati. Namun kecepatan atau respon tidak sebagus karbu konvensional.
Contoh lain ketika berkendara dalam kecepatan tinggi, grip gas langsung ditutup
habis. Saat grip gas dibuka kembali ada sedikit jeda waktu mesin merespon.
Itu sesuai prinsip kerja sistem model vakum. Skep alias throttle
piston bekerja naik-turun sesuai tekanan yang timbul. Tidak digerakkan langsung
kabel gas. Sehingga, udara yang mengalir lewat venturi tetap konstan. Vakum
juga punya kelebihan lain. Emisi atau gas buang yang dihasilkan menjadi rendah.
Karena campuran antara udara dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar, lebih
seimbang.
c. Injeksi penyempurna
Semua kelebihan dan kekurangan karbu skep dan vakum disempurnakan
lagi model inejksi elektronik. “Tiga syarat pembakaran sempurna, dimiliki
injeksi,” ungkap Freddy. Maksudnya, peranti yang pakai sistem model semprot
bukan sedot ini. Yaitu, bahan bakar serta udara dan api.
“Injeksi punya emisi lebih rendah ketimbang model konvensional dan vakum,” tambah Endro Sutarno, Training Instruktur PT Astra Honda Motor (AHM). Selain itu, bahan bakar yang dihasilkan juga bisa lebih irit.
“Injeksi punya emisi lebih rendah ketimbang model konvensional dan vakum,” tambah Endro Sutarno, Training Instruktur PT Astra Honda Motor (AHM). Selain itu, bahan bakar yang dihasilkan juga bisa lebih irit.
Karena injeksi didukung banyak sensor dan memberi perintah ke
Electronic Control Modul (ECM) untuk mengatur semprotan bensin ke ruang bakar
diatur presisi dan seimbang. Ini yang bikin irit lantaran bensin tidak kaya dan
miskin.
Mesin atau yang dalam bahasa kulonnya engine bukan machine ya di
thread ini yang di sebut dengan mesin adalah mesin bensin secara umum.
Kok bisa hidup ya mesin...yuk kita liat komponen komponen mesin
yang memiliki hubungan langsung dengan hidupnya sebuah mesin...(dalam hal ini
di khususkan pada sistem pengapian).
Pada
dasarnya mesin 4 stroke memiliki 4 siklus :
a. Intake
b. kompresi
c. Langkah kerja
d. Langkah buang
Siklus dimulai dari Top Dead Center, dimana piston berada pada
titik terjauh dari sumbu kruk as. Pada saat langkah intake piston memulai
langkahnya dengan menurun dari TDC sehingga terjadi penurunan tekanan di dalam
ruang bakar. Dengan menurunya tekanan di dalam ruang bakar maka campuran BBM
dan udara akan terpaksa masuk ke dalam ruang bakar tersebut melalui saluran
intake. Setelah itu Klep intake akan menutup dan Langkah kompresi mulai
mengkompress campuran BBM dan udara yang ada di ruang bakar tadi. Kemudian
setelah hampir mencapai titik akhir dari langkah kompresi, busi akan
memercikkan apinya sehingga campuran bbm dan udara yang telah terkompresi tadi
terbakar. Karena dalam tekanan tinggi maka hasil pembakaran akan menghasilkan
ledakan, tenaga dari ledakkan tersebut digunakan pada langkah kerja . Setelah
itu dengan bantuan Fly wheel akan dilakukan langkah buang yaitu membuang sisa
hasil pembakaran dari ruang bakar melalui klep exhaust.
Disini kita akan bahas Sistem pengapiannya sehingga busi bisa memercikan api yang cukup besar untuk membakar campuran bbm dan udara di dalam ruang kompresi.
Disini kita akan bahas Sistem pengapiannya sehingga busi bisa memercikan api yang cukup besar untuk membakar campuran bbm dan udara di dalam ruang kompresi.
Parts
yang berhubungan dengan ini antara lain :
a. Koil
b. Platina
c. Kondensor
d. Delco
e. Busi
2. Default Pengapian Konvensional
Pengapian
konvensional ditandai dengan digunakannya platina sebagai trigger atau pemantik.
Secara sederhana skematik diagramnya adalah seperti di bawah ini :
Secara sederhana skematik diagramnya adalah seperti di bawah ini :
Pengapian di mulai ketika kita memposisikan kunci kontak pada
posisi on, kemudian memutarnya lagi pada posisi starter. Yang terjadi saat kita
membuka kunci kontak pada posisi on adalah koil mendapat supply arus + dari
aki. Kemudian ketika kita menstart mobil kita maka akan terjadi buka tutup
kontak point dari platina.
Buka dan tutup nya kontak poin dari platina ini di atur oleh cam
delco yang memiliki jumlah sisi sesuai dengan jumlah silinder pada kendaraan
anda. Misalnya mesin dengan 3 silinder maka cam ini memiliki 3 sudut...dst.
Ketika Kontak poin dari platina terbuka maka koil tidak
mendapatkan supply arus - dari ground/aki. Sebaliknya ketika kontak poin
menutup maka koil akan di supply arus - dari ground/aki. Ketika koil telah mendapat
sumber arus + dan - maka dapat dikatakan koil dalam posisi aktif. Apa yang
terjadi saat koil ada di posisi aktf ?
Dengan memanfaatkan Hukum Faraday ==> yang secara sederhana
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Apabila sebuah magnet kita gerakan diantara
kumparan atau gulungan kawat maka seiring dengan pergerakan magnet itu
(sebenarnya medan magnet) maka akan dihasilkan listrik pada kumparan tersebut,
dan sebaliknya apabila kumparan kawat pada inti besi kita berikan aliran
listrik maka kumparan tersebut akan menghasilkan medan magnet.
Dengan kata lain Perubahan medan magnet pada Kumparan akan
menghasilkan aliran listri pada kumparan tersebut!!!! koil mobil pada umumnya
terdiri dari dua kumparan yaitu kumparan primer (dengan jumlah lilitan sedikit)
dan juga kumparan sekunder (dengan jumlah lilitan 100X lipat gulungan Primer).
seperti kita melilitkan seutas benang pada gulungan maka hasilnya pasti akan ada dua ujung yang dapat kita temui nah pada gulungan Primer kedua ujung inilah yang akan muncul kepermukaan koil menjadi terminal + dan - pada kepala koil
seperti kita melilitkan seutas benang pada gulungan maka hasilnya pasti akan ada dua ujung yang dapat kita temui nah pada gulungan Primer kedua ujung inilah yang akan muncul kepermukaan koil menjadi terminal + dan - pada kepala koil
Maka seperti yang kita bahas sebelumnya ketika koil aktif artinya
terminal + mendapat muatan + dan terminal - mendapat muatan - maka kumparan
primer ini akan menimbulkan medan magnet yang akan mempengaruhi kumparan
sekunder yang posisinya berada didalam kumparan primer. Syarat agar kumparan
kedua dapat melompatkan lisrtik maka sesuai hukum faraday harus ada perubahan
medan magnet. perubahan medan magnet ini terjadi seiring dengan buka tutupnya
Platina/Points.
Dengan jumlah lilitan yang 100 kali lebih banyak dari pada
kumparan primer maka tegangan yang dihasilkan secara mudahnya adalah 100X lipat
pula (kira2 10.000volt). nah tegangan sebesar ini akan mencari sumber massa
atau ground atau kutub - terdekat untuk bisa dinetralisir. maka dengan adanya
kabel busi dan busi itu sendiri yang salah satu sisinya tertanam pada ground
terjadi lah lompatan bunga api yang mampu membakar campuran bahan bakar udara
pada ruang bakar mesin. Dalam
sistem pengapian platina diperlukan sebuah komponen dengan nama awam adalah
kondensor. Kita
sering di suruh montir2 apabila mengganti platina sekalian ganti
kondensornya...betul? apakah fungsi kondensor sebenarnya?
seperti yang kita bahas diatas bahwa setiap terjadi perubahan
medan magnet maka akan menghasilkan tegangan pada kumparan, ternyata selain
menghasilkan tegangan pada kumparan sekunder yg diteruskan ke busi, medan
magnet yang terjadi pada koil juga menghasilkan tegangan pada kumparan primer
itu sendiri. Yaitu sebesar +300V, tegangan sebesar ini terjadi ketika posisi
Platina/poits terbuka, apabila tegangan ini tidak di netralisasikan atau
digrounded maka akan terjadi lompatan bungan api pada platina kita untuk
memaksakan tegangan tersebut untuk ke ground. Apabila ini terjadi maka dalam
hitungan menit maka platina kita akan hangus dan habis terbakar.
Disinilah Kondensor mengambil peranan, ketika platina posisi
terbuka kondensor menampung sementara tegangan tersebut, kemudian ketika platina
menutup lagi tegangan tersebut akan dinetralisir atau di grounded lagi.
Kemudian komponen yang berperan terakhir dan cukup penting juga
adalah Busi. Melalui
busi dan rotor sebagai pendistri busi sekaligus timing. Melalui elektroda inti
busi (yang di tengah) sumber arus dari koil dengan teggangan tinggi akan di
convert menjadi lompatan bunga api ke ground busi (ujung dari busi yang
melengkung). Sehingga dengan lompatan ini akan membakar campuran bbm dan udara
di dalam ruang bakar. Semua itu terjadi jika timingnya tepat.
a. Default Pengapian CDI
Pada sistem pengapian CDI hampir sama dengan sistem pengapian
konvensional,
Perbedaan utama terletak pada sistem trigger atau pemantik dari - koil. Disini fungsi dari platina dan kondensor di ganti dengan menggunakan sensor hall dan juga rangkaian electronic. Pada prinsipnya CDI memanfaatkan sebuah sensor yang akan aktif apabila di trigger atau di pantik oleh sesusatu, dalam hal ini sensor akan aktif oleh dadu (cam delco) yang ada di tengah delko kita. Salah satu jenis sensor yang sering digunakan adalah sensor Hall dan juga sistem pulser/pick up coil.
Perbedaan utama terletak pada sistem trigger atau pemantik dari - koil. Disini fungsi dari platina dan kondensor di ganti dengan menggunakan sensor hall dan juga rangkaian electronic. Pada prinsipnya CDI memanfaatkan sebuah sensor yang akan aktif apabila di trigger atau di pantik oleh sesusatu, dalam hal ini sensor akan aktif oleh dadu (cam delco) yang ada di tengah delko kita. Salah satu jenis sensor yang sering digunakan adalah sensor Hall dan juga sistem pulser/pick up coil.
Sensor hall memanfaatkan efek hall yaitu lapisan tipis
semikonduktor yang diberi arus listrik (vs) akan menghasilkan beda potensial
(vout) akibat terjadi perubahan medan magnet secara tegak lurus. sistem pulser memanfaatkan
hukum Faraday seperti dijelaskan di atas..dimana akan terjadi ggl ketika medan
magnet berubah pada sebuah kumparan. Nah pulser akan terdiri dari kumparan yang
meliliti sebuah magnet tetap. Kemudian cam/dadu delco yang berputar di dekatnya
akan memberikan perubahan medan magnet yang diterima oleh kumparan yang
kemudian akan timbul ggl. GGL ini lah yang akan digunakan sebagai trigger
pengganti buka tutupnya platina. (GGL=Gaya gerak listrik atau sederhananya arus
listrik )
Nah Vout dari IC Hall atau pick up coil ini akan di
Perbesar/amplify dengan rangkaian OP amp. atau sejenisnya untuk dapat digunakan
sebagai arus Trigger pada kutub - dari koil. Sehingga setiap arus Vout di
keluarkan dari IC hall dapat mengaktifkan koil sesuai dengan timing.
b. Default Pengapian Multi coil
Pengapian dengan multi koil sering disebut juga distributorless
igniton yaitu tanpa menggunakan delco. Pengapian di atur oleh fungsi
ECU(khusunya PCM [power control modul] dan sensor pada cam saft atau terkadang
kruk as.
Mobil-mobil modern sekarang mengarah pada penggunaan sistem
pengapian seperti ini saat ini. Ada yang menggunakan 1 coil satu busi (CPC =
coil per cylinder) ada juga yang menggunakan 1 koil untuk 2 cilinder sehingga
kalau 4 silinder ada 2 koilnya.
Dengan memanfaatkan sistem pengapian yang demikian akan sangat
membantu dalam mempersingkat jalur pengapian dengan mengurangi di gunakannya
kabel busi. Hal ini dapat mereduksi storing frekuensi di radio kita, mengurangi
kemungkinan terjadinya missfiring..atau timing pengapian yang kurang yang
mungkin terjadi akibat kabel busi yang terkelupas, putus dalam, atau hangus.
Sisi baik dalam hal performa mesin dengan menggunakan sistem
pengapian multi koil adalah waktu recaharge yang lebih lama bagi koil sebelum
mengeluarkan api lagi. Pada sistem pengapian konvensional yang menggunakan 1
koil, dalam setiap satu putaran kruk as maka koil akan mengeluarkan api
sebanyak 2 kali (pada mesin 4 silinder) sedangkan pada sistem pengapian multi
koil satu putaran mesin koil hanya bekerja 1 kali sehingga akan menghasilkan
api yang lebih bagus, pembakaran lebih sempurna, efesiensi bahan bakar yang
maksimum dan juga koil lebih awet terlebih lagi pada rpm tinggi.
B.
Proses sebelum pelaksanaa tune up bensin
·
Memasang
perlengkapan servis kendaraan
1. Fender
cover
2. Grill
cover
3. Steering
cover
4. Floor
cover
5. Seat
cover
·
Menyiapkan peralatan kerja
1. Tool
set
2. Alat
ukur meliputi : Tune-up tester, Multimeter, Radiator Tester, Radiator cup
tester, Timing Light, kunci momen
(torque wrench), hidrometer, feeler gauge dan mistar baja.
3. Perlengkapan
servis lain, meliputi : kompresor, air gun dan kain lap bersih.
·
Pekerjaan saat mesin dingin, meliputi pemeriksaan :
1. sistem
pendingin
2. minyak
pelumas
3. tali
kipas
4. filter
bensin
5. filter
udara
6. sistem
pengapian
·
Pekerjaan saat mesin hidup, meliputi pemeriksaan :
1. Dwell angle
2. Putaran
idle
3. saat
pengapian
·
Pekerjaan setelah mesin dipanaskan, meliputi :
1. Celap katup
2. Kerja karburator
3. Stel putaran idle
4. Kompresi
5. Tes jalan
1.
Memeriksa Sistem Pendinginan
Gambar 1
: sistem pendingin
a)
Periksa tinggi air pendinginan pada tengki cadangan, jika
kurang tambahkan hingga sampai batas garis full dan jangan lupa memeriksa
kualitas air pendingin, apakah sudah berubah warna, menimbulkan karat, tercampus
dengan oli atau kotoran/ gantilah air pendingin jika perlu.
b)
Periksa klem selang radiator,sekaligus selangnya,
apabilaterjadi kebocoran segera perbaiki, jika sudah rusak dapatdi ganti dengan
yang baru.
c)
Periksa cara kerja tutup radiator, dengan menggunakan alat
tester tutup radiator, periksa tegangan pegas dankedudukan vakumpada tutup
radiator dan jika tutup radiator
rusak harus di ganti.
2.
Memeriksa Oli Mesin
Gambar 2 : memeriksa oli
mesin
a)
Periksa oli dari kemungkinan berkurang, tercampur dengan air
atau sudah bekurang tingka pelumasannya.
b)
Pada stik oli, oli harus berada pada antara L dan F, jika
lebih rendah maka periksa kemungkinan ada kebocoran lalu tambah oli hingga
tanda F.
3.
Memeriksa
Tali Kipas
Gambar 3 Pemeriksaan tegangan tali kipas
a)
Periksa tali kipas (Van Bett) dari kehausan, retak, dan
ketengangan ganti jika perlu.
b)
Periksa kelenturan tali kipas dengan memberikan tekanan
sebesar 98N (10kg) di tengah-tengah poli pompa air dan altenator.
c)
Pastikan tali kipas terpasang dengan benar.
4. Memeriksa Saringan Udara (Air Filter)
Gambar 3 : cara membersihkan
saringan udara
a)
Buka dan bersihkan elemen saringan udara dengan
menghembuskan udara bertekanan dari arah sebelah dalam.
b)
Jika elemen rusak atausudah terlalu kotor dan susah untuk di
bersihkan ganti dengan yang baru.
5.
Memeriksa
Batteray (ACCU)
Gambar 5
: Baterai
a)
Periksa batteray dari kemungkinan penyangga batteray
berkarat, hubungan terminal longgar, terminal berkarat atau rusak.
b)
Pariksa batas air ACCU, air ACCU yang normal harus berada
antara batas atas dan batas bawah (Maks dan Mint).
c)
Periksa banyaknya elektrolit pada setiap sell.
6.
Memeriksa
Celah Katup
Gambar 6 : penyetelan celah katup
a)
Periksalah celah katub sesuai dengan urutan pengapian dan
jumlah silinder pada kendaraan yang kita sedang tune up, jika ada celah katup
yang tidak sesuai maka disetel.
- Memeriksa (Mengukur) Kabel Tegangan
Tinggi
Gambar 6 : Memeriksa Kabel Tegangan Tinggi
a)
Lepaskan kabel tegangan tinggi dari tutup distributor.
b)
Pada waktu melepas keble busi, tariklah dengan memegang
bagian ujung atau pembungkus kabel, jangan memegang pada bagian tengah kabel.
c)
Periksa tahanan kabel dengan menggunakan multi tester, tahan
kabel harus berkurang dari 25kg setiap kabelnya.
- Memeriksa Busi
Gambar 6 : Memeriksa busi
a)
Bukalah busi dari tempatnya.
b)
Periksalah elektroda tengah setiap busi dari pengikisan,
pecah atau perselin (keramik) rusak gantilah bila perlu.
c)
Bersihkan busi dengan sikat kawat halus bila di pakai lagi.
d)
Setel celah elektroda busi dengan STT.
- Memeriksa Distributor
Gambar 6 : Memeriksa distributor
a)
Periksalah tutup distributor dari kemungkinan retak, kotoran
lubang kabel busi, karbon pada bagian dalam tutup distributor apakah masih sisa
atau sudah terkikis.
3.
Memeriksa (Mengukur) Celah Platina
Gambar 6 : Memeriksa celah platina
a)
Periksalah keadaan platina dari bolong, hangus karena
terbakar, tidak rata (ada bagian yang tebal dan ada bagianyang tipis), jika
perlu ganti.
b)
Periksalah celah platina dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
c)
Putarlah puli poros engkol dan posisikan poros distributor
pada salah satu sudutnya sampai celah pada platina terbuka penuh. Gunakan
fuller gauge yang sesuai dengan ukuran yang di anjurkan oleh pabrik untuk
mengukur celah platina.
d)
Jika celah platina terlalu besar atau kecil, setel celah
platina tersebut.
e)
Jangan lupa memberikan sedikit gemuk pada poros distributor
yang bersentuhan dengan bagian platina.
- Gover
Adventure
a)
Periksalah governour adventure dari kotoran, kekurangan
pelumas, apakah pegasnya masih berfungsi seperti seharusnya.
- Vacum
Adventure
a)
Periksalah vacum dari kemungkinan tersumbat, hisapan bocor,
berkarat atau rusak.
b)
Periksalahjuga selang vakum jangan sampai selangnya sudah
kaku, terdapat sobekan atau tersumbat.
- Mengetes
Kompresi
a)
Lakukan tes kompresi dengan langkah – langkah :
·
Lepaskan kabel busi dari tempatnya satu persatu.
·
Masukan bagian bawah yang berderat dari alat tes kompresi ke
dalam lubang busi, lalu putar dengan tangan sampai kencang.
·
Starter mesu sampai beberapa kali, dengan catatan pedal gas
di tekan sampai penuh.
·
Lihat arah jarum pada tester berada pada angka berapa. Bila
bagus dia menunjukan angka 11-12 BAR.
·
Tekan tombol pembuang gas, untuk mengembalikan posisi jarum
jam ke angka nol.
·
Ulangi cara tersebut di atas untuk mengetes kompresi
silinder yang lain.
- Memeriksa Sudut Dwell
Gambar Pemeriksaan sudut dwell
a)
Pariksalah sudut dwell dengan tachmometer.
b)
Sudut dwell yang di anjurkan adalah 52o kurang
lebih 2o.
Gambar 2.21 Penyetelan sudut pengapian
a)
Periksalah sudut pengapian dengan timing light.
b)
Sudut pengapian harus tepat derajatnya dengan mesin yang
sedang kita tune up.
9. Memeriksa
kondisi visual mesin. Menurut Boentarto, (2003) Memeriksa kondisi mesin secara
visual termasuk tindakan pencegahan kecelakaan yang harus dilakukan sebelum
Tune-Up. Mesin dikatakan aman untuk dihidupkan jika pemeriksaan mesin menunjukkan
hasil sebagai berikut
·
Tidak ada kabel yang tersangkut
·
Tidak ada kabel busi yang tidak terpasang
·
Pemasangan kabel-kabel busi sudah benar sesuai
dengan urutan pengapiannya.
·
Tidak ada peralatan apapun yang terletak diatas
mesin.
·
Baut dan mur terpasang dengan benar.
·
Tidak terdapat kebocoranbensin pada mesin.
·
Menghidupkan mesin
Untuk
keperluan menganalisis kerusakan mesin, selama mesin hidup perhatikan hal - hal
berikut :
a. Ledakan
akibat pembakaran. Ledakan akibat pembakaran bahan bakar (bensin atau solar) menimbulkan
bunyi yang khas. Pada mesin yang pembakarannya normal bunyi ledakannya rata.
Pada mesin yang pembakarannya tidak normal, bunyi ledakannya tidak rata dan
terjadi getaran setiap beberapa detik.
b. Getaran
komponen. Mengetahui ciri-ciri bunyi berbagai mesin akan mempermudah dalam
menentukan kerusakannya. Bunyi yang ditimbulkan oleh getaran komponen mesin
merupakan bunyi yang tidak normal. Getaran tersebut bias terjadi karena baut
atau mur longgar, komponen retak atau patah. Bunyi-bunyi akibat getaran mesin
berbeda sekali dengan bunyi akibat pembakaran bahan bakar.
c. Gesekan.
Gesekan komponen yang tidak dilumasi dengan oli, bias menimbulkan bunyi yang
tidak nyaman. Bunyi akibat gesekan bisa timbul pada tali gas, tali kopling yang
tidak dilumasi, gesekan bantalan, atau gesekan antara piston dengan dinding
selinder.
d. Aliran
gas. Aliran gas yang bocor bias menimbulkan bunyi yang tidak normal, seperti
terjadinya kebocoran pada saluran gas masuk dalam selinder (Intake Manifold),
bunyi tersebut berupa bunyi desis yang keras.
e. Ketukan
(Pukulan). Bunyi yang diakibatkan oleh adanya ketukan dua komponen mesin yang
cukup keras, biasanya terjadi pada daerah : (1) celah katup terlalu besar, (2)
Bantalan Poros engkol longgat atau metal yang kocak, dan (3) piston aus, pen piston
aus, atau poros nok aus.
f. Loncatan
bunga api. Loncatan listrik tegangan tinggi bias menimbulkan bunyi khas. Bunyi
tersebut bisa mirip suara seekor cicak berdecak. Penyebab loncatan bunga api
listrik adalah akibat dari kebocoran isolator kabel tegangan tinggi pada busi
atau pada tutup distribut terjadi keretakan antar terminal.
g. Getaran
mesin. Mengamati getaran mesin pada putaran stasioner. Mesin yang normal tidak
memiliki getaran yang kasar, jika getaran mesin agak kasar berarti terdapat
gangguan pada prosese pembakaran atau komponen-komponennya. Getaran yang kasar
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : (1) tekanan kompressi tidak seimbang
pada setiap selinder, (2) tekanan kompressi diatas standar spesifikasi mesin,
(3) pembakaran pada salah satu silinder tidak normal, (4) salah satu busi tidak
berfungsi, (5) salah satu kabel busi tidak berfungsi, (6) kesalahan firing
order (FO) pemasangan kabel busi, dan (7) kerusakan pada dudukan mesin.
h. Asap
knalpot. Mengamati dengan teliti bentuk dan warna asap sisa pembakaran yang
keluar dari knalpot. Asap yang keluar dari knalpot merupakan bentuk baik
tidaknya proses pembakaran bahan bakar dari mesin tersebut.
Ada
empat warna asap knalpot yang dapat dijadikan petunjuk baik tidaknya proses
pembakaran dalam mesin sebagai berikut :
·
Warna Asap Hitam. Warna asap hitam pada mesin
diesel merupakan sesuatu yang wajar. Namun warna asap hitam pada mesin bensin
merupakan pertanda adanya pembakaran yang tidak sempurna karena kelebihan
bensin pada campuran gas dan bahan bakar.
·
Warna asap putih. Asap mesin 2 tak yang normal
berwarna putih. Berbeda dengan mesin 4 tak, jika asap mesin 4 tak berwarna
putih berarti terdapat kerusakan atau gangguan pada mesin tersebut. Warna putih
disebabkan asap dari oli yang terbakar akibat dari kebocoran dari ring piston.
·
Asap tak berwarna. Asap mesin 4 tak yang baik
adalah yang tidak berwarna, hal ini menandakan campuran gas normal, tidak
kelebihan bensin, tidak bercampur dengan oli, serta kerusakan lainnya.
·
Asap knalpot Berjelaga. Jelaga pada asap mesin,
baik itu mesin 2 tak maupun 4 tak, disebabkan adanya kandungan minyak tanah di
dalam bensin. Jika asap yang dihasilkan berjelaga, bunyi mesin pasti tidak
normal (Kasar) dan elektroda businya hitam.
Urutan langkah-langkah sebelum Tune
UP Mesin EFI yang harus di perhatikan
- Langkah tune up yang pertama
adalah memperisapkan alat, dengan banyaknya alat yang ada pada sebuah
bengkel, kita harus mempersiapkan alat yang akan kita gunakan, kalau alat
tersebut tidak dibutuhkan dalam kegiatan tune up ya tidak usah disiapkan.
Kita mengambil alat-alat yang akan dibutuhkan saja ketika kita melakukan
kegiatan tune up.
- Memasang pelindung kendaraan,
ini perlu yaitu untuk menghindari kendaraan terkena goresan ataupun kotor
pada bagaian dalam. Pelindung kendaraan bisa berupa vender cover, steering
cover, lalu cover untuk lantai maupun stik.
- Melepas sebuah sensor, misal
MAP.
- Melakukan penjumperan pada
konektor (soket yang di jumper
harus benar, silahkan bisa dilihat di buku manual book dari jenis mobil
yang di tune up) kemudian di on kan (ingat ya jangan sampai salah menjumper), kemudian melihat
di kedipan, otomatis kedipan untuk sensor MAP akan terlihat. Jika tidak
ada yang lain berarti dalam keadaan normal. Jika ada kedipan, maka
silahkan dilihat di buku manual dari mobil yang kita tune up bagaian
mana yang memiliki trouble.
- Kalau ada trouble selain MAP
maka silahkan lakukan perbaikan terlebih dahulu, kemudian pasang MAP, dan
kemudian melepas fuse EFI sekitar 1 menit. Untuk melakukan reset /
menghapus memori.
- Kemudian kita on kan lagi mobil
dan melihat apakah masih terbaca kerusakan ? kalau indikator sudah
menunjukan normal, maka kita bisa lanjut ke langkah pemeriksaan komponen
lainnya.
- Untuk
langkah 3 dan 4, kita bisa memeriksanya dengan menggunakan scanner, ini
bukan scanner buat nyecan poto, tapi scanner yang digunakan untuk menscan
engine. Hargana cukup mahal. bisa sampai puluhan juta.
- Kalau sudah, maka kita bisa
mulai untuk melepas main relay, lalu melepas aki mobil, filter udara,
koil, dan busi.Oh iya, untuk melepas baterai sebaiknya dilepas negatif
terlebih dahulu. Letakan semuanya di meja kerja, kita lakukan pekerjaan
untuk pemeriksaan dan perawatan. Semisal baterai, maka kita periksa
tegangan baterai, berat jenis bateri, ketinggian cairan elektrolit, dan
kotak baterai. Untuk itu kita harus tahu spesifikasi yang baiknya. Oh ya
jangan lupa untuk membersihkan terminal baterai dengan sikat kawat agar
karat/kosrosi nya hilang, dan lubang ventilasi yang ada pada tutup baterai
bisa kita semprot menggunakan kompresor. Untuk filter udaranya, kita bisa
membersihkan nya dengan kompresor, Lalu untuk busi, kita ukur celah
businya, spesifikasi dari celah busi bisa kita lihat di buku manual jenis
mobil. Kalau tidak seusai kita bisa stel celah businya. Busi juga
disemprot menggunakan kompresor tetapi tidak dengan jarak terlalu dekat
maupun dengan tekanan yang kuat. lalu memeriksa tahanan coil, spesifikasi
bisa dilihat pada buku manual jenis mobil. Jika tidak sesuai dengan
spesifikasi, maka lakukan perbaikan atau ganti.
- Berikan tutup di lubang busi,
ini adalah untuk menghindari sesuatu jatuh ke dalamnya ketika bisa kita
lepas.
- Kemudian melepas soket injektor
dan mengukur tahanan pada injektor, spesifikasi tahanan bisa dilihat di
buku manual / manual book.
- Lalu kemudian lepaskan relay
bahan bakar, sesudah itu kita pasang baterai, jangan lupa untuk
keselamatan kerja, maka ketika memasang baterai kita lakukan dengan
terminal positif terlebih dahulu. dan kita lakukan pemeriksaan tekanan
kompresi.
- Kalau sudah kita pasang lagi
busi, coil, main relay / relay efi dan relay bahan bakar, kita ukur
tegangan pada soket yang dihubungkan dengan koil dengan sebelumya kunci
kontak di on kan terlebih dahulu.
- Memasang filter udara.
- Lalu memasang kabel penghubung
scanner pada konektor mobil dan scanner. Kita lakukan pemeriksaan
kerusakan. Kalau terbaca no vault data berarti tidak ada indikasi sensor
yang rusak. Kita back dan lakukan erase jika diprlukan.
- Lalu matikan scaner dengan cara
yang benar. Kemudian lepas kable pada konektor scanner. Hidupkan mesin.
- Pasangkan lagi ke konektor
scanner, kita lakukan pembacaan current data. Dan Print. Matikan mesin
mobil.
- Kemudian langkah berikutnya
adalah melakukan pemeriksaan dengan star gas. Memasang alat star gas
dengan benar, menyalakannya dengan benar. menghidupkan kembali mobil. Pada
saat proses loading, maka masukan kabel selang yang terhubung dengan
sensor oksigen yang dimasukkan ke dalam knalpot mobil, jadi tidak
dimasukkan terlebih dahulu. tetapi memasukan ke dalam knalpotnya menunggu
proses loading pada star gas. Kalau sudah tampil maka kemudian PRINT.
- Melakukan perbaikan jika data
yang kita print tadi belum sesuai spesifikasi.
C.
Uraiyan
Penlaksanaan
Tune-Up
A.
Uraiyan umum pelaksanaan Tune up pada mobil konvensional
1.
Pemeriksaan
system pendingin
Energi gerak yang
dihasilkan oleh mesin diperoleh dari energi panas ,energi panas yang
dimanfaatkan oleh mesin hanya sekitar 20% agar tidak terjadi over heating panas
harus direda .
Dalam melakukan engine tune up kita
harus memeriksa system pendingin tersebut dengan prosedur yang be4nar adapun
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
·
Periksa selang radiator
kemungkinan ada yang rusak , pecah ,menggelembung atau kendor pengikatnya
periksa bila perlu.
·
Periksa posisi klem apa
ada yang rusak atau kendor / tiadak tepat posisinya
·
Periksa radiator dan
sirip – siripnya apakah ada kebocoran
·
Periksa kran penguras
·
Periksa kebocoran sitem
pendinginan ( dengan menggunakan radiator pressure tester
·
Periksa kondisi katup
pada radiator cup ( periksa dengan menggunakan radiator cup tester )
·
Periksalah kualitas air
pendingin dengan mengguanakan jari
·
Periksa jumlah air pada
reservoir tank
·
Periksa tali kipas dari
keretakan oli dan keausan
·
Periksa ketegangan tali
kipas diantaranya alternator dan pompa air
·
Periksa suara bearing pompa
abnormal .
·
Periksa sirkulasi air
pendingin(mesin hidup ,panas )
2.
Pemeriksaan
Saluran Udara
Fungsi saluran udara
adalah untuk membersihkan udara yang mengandung debu yang ikut terhisap oleh
mesin serta memperkecil suara mesin
Pemeriksaan
saluran udara :
·
Lepaskan klip kunci
saringan udara kemudian keluarkan elemen dan periksalah kondisi elemen
ytersebut
·
Bersihkan saringan udara dengan jalan
menyemprotkan udara bertekanan rendah dari saluran masuk kearah luar sebaliknya
kemudian dilakukan seperti langkah awal
·
Elemen yang sudah rusak
serta berlubang harus diganti
·
Sebelum memasang
bersihkan dulu rumah dengan tujuan debu – debu tidak masuk kedalam karburator .
3.
Pemeriksaan
system pengapian
a) Busi
·
Lepaskan kabel busi ,
pakailah kunci busi yang sesuai kemudian saat memasang putarlah dengan tangan
sampai agak berat lalu gunakan kunci .
·
Usahakan kotoran tidak
masuk pada lubang oli
·
Periksa elektroda
tengah STP busi dengan pengikisan ,pecahan porselinnya rusak /.retak ganti bila
perlu
·
Bersihkan busi dengan
menggunakan pspear plug cleane atau amplas atau sikat kawat
·
Setel celah busi
b) Kabel
busi
·
Saat melepas kabel busi
tarik pada bagian ujung kabelnya ( FEETING) didalam kabel busi terdapat bagian
yang disebut resetivewire yang berfungsi memberikan kekuatan dan mencegah suara
berisik .
·
Periksa tahanan kabel
busi yang baik ,tahanannya tidal lebih dari 25 KOhm
·
Apabila kabel busi
longgar waktu dipasang pada terminal bila dapat diperbaiki maka diperbaiki
dengan tank jepit bila tidak bias sebaiknya diganti .
c) Distributor
Pemeriksaan
distributor
·
Distributor merupakan
suatu rangkaian yang terdapat pada system pengapian yang berfungsi membagi arus
sesuai dengan posisi silinder yang siap untuk melekukan langkah usaha
·
Pemeriksaan tutup
distributor pada saat tune up
·
Periksa tutup
distributor dari keretakan bersihkan terminal bagian dalam lalu
·
periksa kondisi sikat –
sikat dan terminal – terminalnya .
d) Ignition
coil
1) Pemeriksaan
rotor
Rotor disini berfungsi sebagai
penyalur arus tegangan tinggi dari awal ignition menuju ke terminal pada tutup
distributor ,pemeriksaan dilakukan secara visual dengan mengecek apakah ada
keretakan dan kebocoran arus ,jangan menggggosok ujung rotor dengan amplas
karena akan memperpendek panjang ujung rotor yang berakibat penyaliran arus yang
tidak sesuai .
2) Pemeriksaan
platina
Platina berfungsi untuk memutuskan
aliran arus listrik dari kumparan primer koil agar terjadi induksi pada
kumparan sekuder sebaiknya pemeriksaan dilakukan setiap 5000KM dan diganti
setiap 20.000 KM . Penyetelan celah platina :
·
Bersihkan platina dari
kotoran dan minyak
·
Putar puli huingga nok
poros sejajar dengan bilik karet platina
·
Dengan menggunakan
filler gauge ( 0,4 – 0,5 )
·
Keraskan baut pengikat
platina
·
Periksa rotor terhadap
busi no 2 pada saat silinder no 1 top kompresi
3) Distributor
Bodi
Terdapat komponen yang tujuannya
adalah mendukung kerja dari pada distributor .
4) Governor
Advancer
Berfungsi mengajukan pengapian pada
saat mesin tinggi .Pemeriksaan dilakukan dengan memutar searah jarum jam
,kemudian kerusakan pada komponen ini bisa terjadi pada return springnya .
5) Vakum
advancer
Berfungsi memajukan saat pengapian
berdasarkan pada intake manifold .Kerusakan yang timbul biasanya pada
membrannya periksa dengan menghisap membrane tersebut
6) Oktan
Selector
Berfungsi untuk mengajukan pengapian
berdasarkan nilai oktan bahan bakar sebelum melakukan penyetelan oktan selector
pada posisi
standar .
7)
Pemeriksaan ignition
coil
Pada
ignition coil terbagi menjadi 2 yaitu internal resistor dan eksternal resistor
. Adapun yang diperiksa adalah komponen primer ,komponen skunder dan tahanan
resistor
·
Tahanan pada primery
coil tipe eksternal resistor yaitu sebesar 1,3 – 1,6 Ohm dan tahanan resistor
adalah 1,1 – 1,3 Ohm
·
Tahanan pada primery
coil tipe internal resistor yaitu sebesar 1,5 – 1,9 Ohm ,tahanan gulungan
sekunder adalah sebesar 13,7 – 18,5 Ohm serta tahanan resistor sebesar 0,9 –
1,2 Ohm
4.
Pemeriksaan
Baterai
Baterai merupakan
bagian dari system kelistrikan yang berfungsi menyuplai arus kebeberapa
komponen kelistrikan mobil . Baterai yang masih terpasang dapat diperiksa hanya
dengan menetok – ngetok kotak baterai lalu dilihat dari kondisi air aki . Untuk
pemeriksaan secara menyeluruh dilakukan dengan cara menurunkan baterai dari
kendaraan .Usahakan air jangan sampai menetes bila tetesan tersebut sampai
mengenai body meka dapat merusak body.
Langkah
pemeriksaan baterai :
·
Lepaskan kabel negative
masa terlebih dahulu ,kemudian lepaskan kabel positifnya agar tidak merusak
terminal .
·
Angkat baterai dari
kendaraan
·
Bersihkan kotoran pada
part dengan air hangat lalu amplas bila tidak kotor cukup diamplas saja
·
Periksa kondisi kotak
bila bocor harus diganti .
·
Periksa level air aki
dan berat jenis elektrolit serta jenis yang standar 1,25 – 1,27 pada 20 0
5.
Periksa
Sudut Duell Angle
Dwell Angle ( CDA )
adalah sudut antara platina mulai menutup sampai platina membuka ,untuk mesin 4
silinder sudut duelnya 52 o kurang lebih 6o .Pada saat melekukan engine tune up
periksallah CDAnya karena apabila CDA terlalu besar coil akan panas dan kalau
terlalu kecil kemagnetan primer coil akan kecil dan induksi sekunder akan kecil
.
Pemeriksaan
duel angle :
·
Apabila CDA lebih besar
dari standar berarti penyetelan celah platina terlalu kecil ( rapat )
·
Apabila CDA terlalu
kecil lebih kecil dari standar berarti penyetelan celah platina terlalu
besar
·
Apabila CDA berubah
ubah kemungkinan disebabkan oleh nok distributor aus ,bantalan poros
distributor rusak atau pegas platina rusak . Hal ini harus dilakukan perbaikan
/ penggantian terlebih dahulu
6.
Pemeriksaan
dan penyetelan katub
Celah katub digunakan
untuk mengatur besar kecilnya aliran campuran bahan bakar yang masuk dan gas
buang yang melewati katub keluar . Sebelum penyetelan periksalah terlebih
dahulu kekencangan baut kepala silinder dan roker arm .
Langkah
penyetelan :
·
Panaskan mesin hingga
temperature mesin panas .
·
Pastikan baut kepala
silinder dan roker arm bautnya pas dalam penomerannya .
·
Pastikan silinder pada
posisi top 1 dengan menggunakan urutan dari depan yaitu katub yang bebas yaitu
buang , hisab , hisab , buang .adapun ukuran celahnya adalah
Masuk : 0,20 mm
Keluar : 0,30 mm
·
Putarlah pulley pada
posisi pada posisi 4 .
·
Lakukan penyetelan
kembali pada posisi top 4 .
·
Gunakan fuller yang
masih baik untuk menyetel .
·
Tarik dan masukkan
celah katub harus sama .
7.
Penyetelan
/ pemeriksaan putaran idle
Sebelum kita melakukan
pemeriksaan saat pengapian ,maka kita harus memeriksa putaran idle apakah sudah
standar .Dilakukan dalam keadaan air filter sudah terpasang .
Langkah
penyetelan :
·
Hidupkan mesin sampai
mesin mencapai temperature kerja mesin .
·
Untuk menyetel campuran
idle putarlah baut penyetel yaitu idle mixture adjusting screw .
·
Untuk menyetel putaran
idle putarlah baut penyetel yaitu idle speed adjusting screw .
·
Dengan menggunakan
tacho ,meter kondisikan putaran mesin sampai putaran idle yaitu kurang lebih
750 rpm .
8. Pemeriksaan saat
pengapian
Pemeriksaan saat
pengapian dilkukan dengan menggunakan timing ligh . Langkah – langkah
penyetelan saat pengapian adalah sebagai berikut
·
Sesuaikan kondisi oktan
selector pada kondisi standar .
·
Periksa kembali putaran
idle apakah sudah sesuai atau belum .
·
Lepaskan selang yang
menuju vacuum advancer dan sumbatlah .
·
Setelah itu sorotkan
timing ligh pada pulley apakah sudah mencapai standa
yaitu
pada sudut antara 50 – 70 .
9. Periksa kompresi mesin
.
Biasanya pemeriksaan
ini tidak wajib hanya bila diperlukan saja .Adapun langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah :
·
Panaskan mesin .
·
Pasang alat ukurnya
pada lubang busi no 1.
·
Injak pedal
·
Start mesin dengan putaran
mesin 250 rpm atau lebih standar kompresi adalah 11 kg /cm3 ,limit 9,0 kg /
cm3.
B.
Uraiyan umum tune up bensin pada sistem EFI
PERAWATAN MESIN EFI
1 Langkah awal
Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk tune up dan cek peralatan tersebut,
alt yang di gunakan diantaranya sebagai berikut :
1.
Kunci 10 dan Kunci 14
2.
Kunci busy, amplas dan sikat kawat
3.
Feeler gauge
4.
Obeng ketok dan lap
bersih
5.
Carburraator Cleaner
(CC)
6.
Multimetrer
7.
Kompresor (angin)
8.
Engine Analizer
2 Cara Tune Up Engine EFI
Adapun komponen-komponen yang di tune up dalam mesin EFI (Electronic fuel
injection) yaitu sebagai berikut :
- Air
Cleaner(AC) atau air box
Bersihkan AC menggunakan kompresor
(angin) agar AC tetap dalam keadaan bersih, sehingga udara yang masuk kedalam
ruang pembakaran bersama bahan bakar tetap bersih.
- Koil
dan Kabel Tegangan
Biasanya didalam mesi EFI (Electronic
Fuel Injection) koil dan kabel tegangan sudah dirangkai menjadi satu komponen.
Jadi pemeriksaan koil dan kabel tegangan di cek secara bersamaan menggunakan multimeter,
hal ini dilakukan agar mengetahui koil masih efisien atau tidak.
Cara pemriksaannya, hubungan multi meter
dengan koil dan kabel tegangannya, ketika multimeter di hubungkan pada koil dan
kabel tegangan maka jarum pada multimeter akan menunjukan angka 50, 50 tersebut
menyatakan 50 ampere. Hal tersebut menujukan bahwa koildan kabel tegangan masih
efisien, namun jika jarum pada multimeter menunjukan kurang atau lebih dari 50,
maka koil dan kabel tegangan menujukan tidak efisi
- Busi
Biasanya pada busi tidak hanya di
bersihkan tetapi juga bisa di ganti dengan yang baru tergantung kepada keadaan
busi masih bagus atau tidak. Namun biasanya penggantain busi sering dilakukan
pada KM 20.000. jadi jika keaadaan busi masih bagus bersihkan busi menggunakan
hamplas atau sikat kawat. Dan stel celah busi menggunakan feeler gauge untuk
mendapatkan keakuratan.
Cara menunjukan busi bagus atau tidak,
hal tersebut dapat diliat dengan kasat mata jika, yaitu jika elektroda masanya
sudah menipis.
- Trottole
Body dan Idle Speed Control (ISC)
Bersihkan trottole body dan ISC
menggunakan Carburrator Cleaner dan bersihkan pembersih yang nmenempel pada
Trottole body dan ISC menggunakan lap yang bersih. Hal ini bertujuan agar ktika
bahan bakar dan udara menyatu tidak ada debu yan terbawa kedalam ruang
pembakaran. Dan agar tidak melenceng dalam mengatur rpm karena Isc berfungsi
untuk mengatur rpm.
- Fuel
Filter (FF)
Bersihkan FF dengan menyemprot lubang
masuk atau keluar bahan bakar dari FF menggunakan kompresor (angin). Hal ini
dilakukan agar FF berfungsi dengan baik, sehingga tidak ada penyumbatan dalam
FF atau pun terbawa nya debu keruang pembakran.
- Oli
(pelumas)
Ganti oli yang sudah lama dengan yang
baru agar tidak terjadi ke ausan pada mesin, sehingga langkah kompresi tetap
stabil.
Agar mesin tetap nyaman dan tidak cepat
aus maka penggantian oli ini harus dilkukan secara berkala. Sehingga kstbilan
dan suhu pada ruang pembakaran tetap terjaga.
- Uji
Emisi
Terakhir lakukan Uji Emisi, untuk
melakukan Uji Emisi gunkan alat Egine Analizer.
Hal ini dilakukan auntuk mengetahui proses pembakaran pada mesin, apakah
sudah efisien atau tidak, CO (karbonmonoksida)ideal berkisar di bawah 1 persen.
Jika alat tersebut menunjukan dibawah 1
persen maka CO pada proses pembakaran masih efisien, namun jika alat tersebut
menujukan hasil di atas 1 persen maka proses pembakaran tersebut sudah
tidak efisien, biasanya harus dilakukan service pada sistem bahan bakar.
- Langkah Akhir
Setelah selesai melaksanakan tune up, agar tercipta kesejahteraan,
keselamatan, dan keamanan kerja baik untuk mekanik ataupun peralatan. Maka
langkah terakhir yaitu bereskan (rapihkan) dan simpan kembali alat-alat yang
sudah di gunakan ketempat penympanan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktek yang
telah dilakukan di laboratorium sebelumnya mengenai Tune-up Motor Bensin ,maka dapat disimpulkan bahwa melakukan tune-up bagi kendaraan motor bensin merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjaga kondosi kendaraan agartetap awet
. Setelah melakukan
praktek tune up motor bensin Mahasiswa dapat mengetahui:
·
Cara memeriksa komponen kendaraan terutama yang berhubungan denagan
praktek tune up motor bensin
·
Prosedur dalam melaksanakan tune up motor bensin
·
Mengetahui komponen tune up motor bensin
·
Ukuran-ukuran penyetelan pada proses tune up motor bensin
·
Manfaat dalam melakuka tune up motor bensin
·
Gejala-gejala yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen
kendaraan bila mana tidak melakukan servise tune up motor bensin
·
Urutan-urutan dalam proses tune up motor bensin
B. SARAN
1. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam
praktek TUNE-UP MOTOR BENSIN kiranya dilengkapi agar proses belajar
mengajar dalam praktek akan berjalan secara maksimal.
2. Diperlukan ketegasan para instruktur dalam
praktek agar mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek bisa tertib dan
melaksanakan job sesuai dengan job mereka masing-masing
3. Waktu yang digunakan dalam praktek kurang
efisien maka waktu praktek kiranya ditambah agar mahasiswa mempunyai waktu
untuk belajar job yang sedang mereka lakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
H. Gerschler, Fachkunde
Kraftfahrzengtechnik, Edisi 23, Stuttgart, Europa Lehrmittel, 1988
Toyota, Dasar-dasar automobil,
Jakarta, PT. Toyota Astra Motor
Toyota, Toyota Step 1 engine group, Jakarta,
PT. Toyota Astra Motor
Toyota, Pedoman reparasi mesin seri
K, Jakarta, PT. Toyota Astra Motor, 1981
VEDC, Sistem Pendinginan, Malang,
1987
Tidak ada komentar:
Posting Komentar